Rasa kata yang baru mulai saya dalami dan pahami dalam 2 tahun terakhir ini. Â Padahal rasa sering kita alami dan tangakp tiap waktus ejak kita lahir.
Pendalaman dan pemahaman akan rasa sangat penting dalam kehidupans ehari hari. Sehubungan pentingnya memahami dan mendalami rasa, maka sejak saat ini dan nanti saya akan makin dalami dan pahami secara berkesinambungan. Hal ini penting sehubungan jati diri manusia berkaitan dengan rasa.
Arti Rasa
Rasa bisa berarti bermacam-macam,  secara garis besar adalah tanggapan atas rangsangan/frekuensi/gelombang  pada yang terdeteksi manusia. Berikut beberapa artinya :
- Mind (Pikiran dan Emosi) : pendapat terhadap pertimbangan rasionalitas, bisa baik - buruk atau benar - salah, Â atau adil. Emosi pribadi yang sering disebut perasaan terhadap lingkungan atau hubungan pribadi dan hubungan dengan sesama.
- Body (Badan), melalui panca indera :
- Indra mata : melihat suatu keindahan atau suatu ketidaknyamanan pemandangan.
- Indra Telinga : merasakan suara merdu atau berisik.
- Indra Hidung : mencium bau wewangian atau bau busuk.
- Indra kulit : dingin, nyeri, pedih
- Indra pengecap lidah  : merasakan manis, pahit, asam, asin
- Soul (Spirit - Roh) : Tanggapan Hati yaitu bisa sedih, bimbang, takut dlsb. Atau tanggapan terhadap hubungan pada diri dan hubungan vertikal dengan Sang Maha Pencipta.
Rasa tunggal seringkali sebagai penggolongan atas jasad,jasmani atau badan yaitu yang bisa ditangkap oleh panca indera. Sejatinya rasa adalah milik panca indera. Rasa sejati timbul karena ada rangsangan dari luar dan ditanggapi oleh panca indera dan tubuh memberikan respons sesuatu.
Mind
Rasionalitas diajarkan mulai dari tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah sampai pendidiakn tinggi. Bahkan pendidikan formal mengajarkan akan rasionalitas. Banyak hal dipertimbangkan secara sederhana sampai njilmet (rumit) dengan otak atau akal atau pertimbangan logis yang rasional.
Hal terpenting yang perlu dipertimbangkan adalah perlunya pertimbangan rasionalitas tidak kehilangan konteksnya dan tidak kehilangan esensinya. Seringkali ada rasionalitas namun bisa kehilangan kebijaksanaan, kematangan atau kesinambungan dengan alam atau sering kali saya sebut esensinya.