Pertimbangan hanya melulu rasionalitas bisa menjadikan manusia korban dari pertimbangan rasionalitas ini semata. Jadi tidak cukup hanay mengandalkan IQ (Intelligence Quotient) atau kepandaian rasionalitas saja.
Manusia hidup dalam lingkup lingkungan alam semesta ciptaan Tuhan Sang Pencipta. Alam semesta ini mempunyai pola tertentu dan mempunyai respon yang cukup unik terhadap tanggapan manusia.
Jika responnya positif akan memberikan rerson positif. Misalnya tanaman yang dipelihara dengan baik akan menghasilkan buah yang baik. Demikian juga jika diperlakukan tidak dengan baik akan berakibat langsung atau tidak langsung, cepat atau lambat terhadap kehidupan manusia. Misalnya penggundulan hutan yang mengganggu keseimbangan bisa menyebabkan banjir, perubahan ekosistem yang berdampak pada pemukiman manusia, dampak negatif rumah kaca dan lain sebagainya.
Selain itu manusia hidup dengan pola kemandirian diri sendiri dan merespon terhadap lingkup sosial sesamanya. Emosi terhadap diri sendiri dan sessamanya menunjukkan seberapa tingkat kematangan dalam mengolah emosi. Seringkali tingkat kematangan ini diwakili dengan seberapa besar mengelola EQ (Emotional Intelligence Quotient).
Body
Manusia mempunyai banyak dimensi diantaranya adalah dimensi wadah atau jasad atau jasmani atau tubuh atau badan. Â Secara garis besar Sang Pencipta memberikan 5 indera yaitu mata, telinga, hidung, kulit dan lidah.
Tanggapan atas rangsang dari luar pada badan manusia mementukan tingkat kedalaman dan pemahaman atas rasa panca idnera ini. Bahkan dalam banyak hal hobby, kesukaan, komunitas atau apapun juga bisa menyangkut dan berdasar pada panca indera ini.
- Fotografer atau travelling sangat berkaitan dengan indera mata (video).
- Musik, pidato, MC, siaran radio berkaitan dengan indera telinga (audio).
- Perpaduan audio dan video tergambarkan dalam teknlogi televisi, pagelaran, konser dan lain-lain.
- Indera hidung diwujudkan dalam industri wewangian seperti parfurm.
- Pijatan, baju, obat luka berkaitan dengan memberikan rasa nyaman pada kulit.
- Kuliner sangat erat relasinya pada indera pengecap lidah.
Sungguh anugerah luar biasa atas panca indera ini buat manusia, rasa tunggal masing-masing atau perpaduan diantara rasa itu memberikan nuansa tersendiri pada peradaban manusia.
Soul
Hubungan pribadi dengan Sang Pencipta diwakili dengan rasa dari hati. Suara hati atau hati nurani atau rasa yang satu ini memberikan tanggapan atas konektifitas priabdi dengan Sang Khalik. Rasa ini sangat personal dan memberikan tingkatan tersendiri bila bisa mendalami dan memahaminya.
Representasi SQ (Spiritual Quotient) seringkali disampaikan dengan menunjukkan seberapa besar arti dan makna kehidupan pribadi yang terkoneksi dengan Sang Pencipta dalam kehidupan dengan lingkup sesama.
Cipta, Rasa, Karsa saja tidak cukup. Perlu ada Kriya atau pengejawantahan dalam kehidupan nyata. Ujung-ujungnya untuk menjadikan hidup lebih sempurna atau paripurna. JAdi dimensi manusia dalam proses kehidupan bisa digambarkan dalam 5 pilar yaitu cipta, rasa, karsa, kriya dan paripurna.
Mind, Body dan Soul
Perpaduan mind, body dan soul akan menjadikan manusia bisa mengembangkan jati dirinya baik dalam lingkup personal masing-masing pribadi atau dalam lingkup sosial lebih luas baik dalam wadah komunitas, lembaga, bangsa, negara atau dunia.