2. Â Â Â Akan mencurahkan fikiran dan tenaga demi mewujudkan pondok pesantren yang aman, tertib dan berwibawa.
3. Â Â Â Akan selalu setia dan taat kepada Pengasuh dan Pimpinan.
4. Â Â Â Akan selalu siap melaksanakan tugas menurut aturan dan mekanisme yang berlaku dengan Jujur, Giat dan Ikhlas, serta menepati ikrar ini.
Janji suci ini tentunya begitu sakral, sebab ini menyangkut sebuah keridha’an seorang guru pada murid.Pengingkaran janji tersebut, sama saja diartikan sebagai sebuah pembangkangan pada sang guru, yang berarti laknat untuk sang murid.
Namun, belum lama mereka mengabdi, Kiai Fawaid dalam usia yang masih tergolong muda dipanggil kehadapan Allah SWT. Kepergian Beliau yang mendadak tersebut mengagetkan semua pihak, santri dan alumni termasuk yang sangat terpukul para anggota Askar.Sebab.mereka merasa belum cukup melakukan pengabdiannya.Masyarakat Muslim Bali masih sangat membutuhkan sosok Kiai Fawaid sebagai Tokoh yang dapat menyatukan misi Umat Muslim di Bali.
Takdir untuk berpisah dengan Sang Junjungan secara raga, tidak kemudian memutuskan tali batin dengan Kiai Fawaid. Justru setelah kepergian Beliau, anggota Askar semakin ingin mewujudkan keinginan Kiai Fawaid yang belum terlaksana di Bali.Seakan-akan Kiai Fawaid yang telah berpulang selalu mengawasi setiap gerak langkah para anggota Askar.Bahkan karena ikatan batin yang terus berlanjut, tak jarang mereka didatangi Kiai Fawaid melalui mimpi.Mimpi berjumpa Kiai dirasakan oleh semua anggota askar, sebagaimana diungkapkan Zaini, Abdul Ghani maupun Abenk.
Kedepannya, Askar sebagai perkumpulan berbasis paguyuban tersebut untuk terus berbenah dalam melaksanakan tugas pasca kepergian Kiai Fawaid.Pembenahan internal yang mendesak salah satunya untuk memantapkan lagi Askar Hafas Bali sebagai organisasi yang lebih modern.Perbaikan menegament, adanya aturan oraganisasi yang jelas, kelengkapan struktur serta agenda yang terarah menjadi tugas bersama untuk menyelamatkan perkumpulan ini agar bertahan lama.
Askar Hafas Bali hingga kini terus eksis untuk mengawal keturunan Kiai Fawaid dan penerusnya (KHR.Ahmad Azaim Ibrahimy) termasuk Keluarga Besar Pondok Sukorejo. Sebagaimana yang diungkapkan Boy sebagai inisiator berdirinya perkumpulan ini, bahwa Askar akan terus komitmen mengawal Raga (Pengasuh dan Keluarga), Kepentingan dan segala Kebijakan Pengasuh, serta melanjutkan cita-cita dan perjuangan Kiai Fawaid yang belum terwujud di Bali.
Â
Ditulis Oleh Abdul Karim Abraham, Alumni Sukorejo, yang kini dipercaya memimpin PAC GP. Ansor Kecamatan Gerokgak – Buleleng.
Â