Waktu menunjukan pukul 06.30 baskara baru terbangun dari tidur malamnya yang nyenyak, padahal itu hari ujian terakhirnya di smp, jika dia tidak bergegas berangkat dia tidak akan bisa lulus di jenjang smp.
Lain cerita dengan Hindia, dia sudah terbangun sebelum matahari terbit dan siap untuk menantang sang surya. Hindia adalah sahabat dekat baskara mereka ibarat buah pinang yang dibagi dua, sama di setiap sisinya, banyak orang yang mengira mereka adalah saudara kembar namun nyatanya tidak.
Saat bel sekolah sudah berbunyi Baskara belum terlihat batang hidungnya sekalipun, akhirnya Hindia lebih duluan untuk masuk ke dalam kelas dan melaksanakan ujian akhir. Setelah 30 menit ujian berjalan Baskara baru datang dengan nafas yang terengah- engah dan keringat yang bercucuran di dahinya.
Petugas mempersilahkan Baskara masuk dengan catatan tidak ada tambahan waktu untuk mengerjakan ujianya, Disini sangat terlihat dari cara pengerjaan antara Hindia dan Baskara.
Hindia yang dengan tenang mengerjakan ujian tanpa ada tekanan apapun karena semua materi sudah dipelajarinya semalam sedangkan Baskara mengerjakan dengan raut wajah yang panik dan terburu - buru karena semalam dia tidak belajar dan tidak mendapat waktu tambahan.
Bel tanda selesai ujian berakhir, Hindia langsung menuju ke depan untuk mengumpulkan kertas ujianya sembari melirik kertas ujian Baskara yang masih banyak belum terisi. Karena tidak ada tambahan waktu Baskara terpaksa mengumpulkan kertas ujian itu seadanya.
Setelah melaksanakan ujian akhir, Hindia dan Baskara berjalan pulang sembari ngobrol
“Hai bas gimana tadi ujianya?”
“Wah kah kacau hin, aku asal isinya tadi, lupa gabelajar aku semalam”
“Lalu kenapa bisa sampai terlambat tadi bas?”
“Begadang aku semalam hin, nonton bola aku”
Setelah sampai di rumah masing- masing mereka langsung istirahat karena kegiatan yang cukup menguras energi tadi disekolahan.
Dua minggu kemudian tiba saatnya pengumuman kelulusan, Hindia dan Baskara berharap dengan berdoa agar bisa lulus bersamaan, saat diumumkan mereka berdua lulus dan Hindia menjadi lulusan dengan nilai terbaik, tentu itu menjadi kabar gembira untuk Hindia, namum Baskara lulus dengan nilai sangat rendah. Walau begitu tujuan mereka untuk lulus bersamaan sudah tercapai.
Setelah satu bulan berlalu mereka mulai mencari SMA untuk calon sekolahnya nanti, SMA Mutiara Hitam yang terletak tidak jauh dari rumah Baskara dan merupakan SMA unggulan dan favorit. Saat mereka mendaftar di SMA Mutiara Hitam ternyata sekolah itu menggunakan sistem ZONASI yang dimana itu sangat menguntungkan untuk Baskara sedangkan Hindia dirugikan karena rumahnya jauh dari sekolah tersebut.
Setelah beberapa hari melakukan seleksi berkas dan segala macam tibalah saat pengumuman dimana Baskara dengan nilai yang rendah lolos sedangkan Hindia dengan predikat nilai tertinggi dinyatakan TIDAK LOLOS.
Itu menjadi tanda tanya besar di benak Hindia, setelah tau alasan dia tidak lolos sedangkan Baskara lolos, dia sedikit kecewa dengan sistem pendidikan Zonasi ini, dimana justru sistem ini akan membunuh bibit berpotensi seperti Hindia ini, namun karena SMA Mutiara Hitam adalah sekolah Favorit dengan fasilitas yang memadai dan mendukung untuk kegiatan pembelajaran, Hindia tetap memaksakan untuk masuk ke SMA tersebut.
Hindia dengan terpaksa harus merogoh kocek yang lumayan besar untuk membeli BANGKU KOSONG di SMA Mutiara Hitam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H