Ada total 36 tehnik penawaran yang sangat aplikatif di lapangan
Tehnik Mengurangi Resiko Penolakan Dalam Penawaran -- Part 2
Pernahkah anda menawarkan sesuatu tetapi lebih sering ditolak daripada diterima? Entah anda berprofesi sebagai salesman, negosiator, motivator, pedagang, bahkan ibu rumah tangga pun menginginkan agar apapun yang ditawarkannya diterima atau setidaknya memperkecil resiko penolakan
2. Tehnik Perbandingan (Hukum Perbandingan)
Hukum perbandingan ini cukup ampuh mengatasi penolakan. Dengan pemilihan kalimat dan perbandingan yang tepat, maka resiko untuk ditolak menjadi kecil.
Intinya adalah ajukan dulu tawaran yang sangat ekstrem alias tawaran yang kemungkinan 80%-100% bakal ditolak, setelah nya ajukan lagi tawaran yang sangat berlawanan dengan tawaran pertama.
Tehnik ini membuat orang digiring ke hal yang gak mungkin dia penuhi/setujui, namun setelah digiring ke hal yang gak mungkin, kita ajukan solusi yg sangat kontras yang membuat orang tersebut akan menyetujuinya karena secara alamiah, orang akan cenderung setuju terhadap hal yang kontras yang lebih ringan dibanding sebelumnya
Daripada kebanyakan teori, langsung ke praktek aja biar lebih paham maksudnya
"Saya dari team donor darah, bersediakah bapak melakukan donor darah setiap hari, 7x seminggu, 30 kali sebulan?"
Pasti kemungkinan besar bakal ditolak habis-habisan bukan? "Gile nih orang, donor darah tiap hari, mau bunuh orang atau gimana"
Lalu setelah mengajukan tawaran di atas dan dijawab dengan TIDAK SETUJU, langsung ajukan pertanyaan kedua: "Kalau begitu 1 bulan sekali saja deh pak, hitung-hitung juga untuk membantu banyak manusia"
Maka kemungkinannya akan DISETUJUI alias OKE DEH KALAU CUMAN 1 BULAN SEKALI
Contoh lain,misalnya anak SMP ikut pramuka dan sedang mengumpulkan dana untuk korban banjir dengan menjual PERMEN ke kantor-kantor atau ke para bos/pejabat. Objective utama nya adalah berhasi menjual permen yang harga modalnya 10ribu per toples dan dijual dengan harga 50ribu alias bisa dapat untung 40ribu per toples untuk disalurkan ke korban banjir
Coba misalkan beli patung-patungan kayu yang murah-murah saja seharga sekitar 20rb tapi jangan terlalu jelek amat, lalu tawarkan satu paket dengan permen tersebut dengan harga 500ribu
"Pak/Bu, kami dari pramuka SMP tunas bangsa sedang mengumpulkan dana untuk korban banjir dengan menjual souvenir + permen ini Pak/Bu. Harganya 500ribu"
Pejabat atau bos manapun pasti dihatinya berkata, "Busyet, patung biasa dan permen segini 500ribu, ke laut aja lah loe"
Pejabat atau bos tadi kemungkinan besar akan berkata MAAF, lewat dulu ya... (kecuali memang pejabat tersebut dermawan dan suka bersedekah kali ya, maka akan disetujui)
Namun kita kan tidak tahu orang itu dermawan atau tidak, maka sebaiknya gunakan tehnik perbandingan ini, jika orang nya memang dermawan, ya syukur. Kalaupun tidak dermawan, maka dengan tehnik perbandingan ini akan memperkecil resiko penolakan
Setelah mengajukan penawarn di atas yang kemungkinan besar ditolak, maka saat itu juga langsung tawarkan sebuah tawaran yang kontras yaitu misalnya, "Atau 50ribu saja untuk permen nya saja, hitung-hitung membantu para korban bencana alam, kasihan mereka pak, Coba bayangkan jika mereka adalah keluarga kita"
Maka kemungkinan besar akan diterima/disetujui
That's it, saya tahu anda bisa lebih kreatif lagi dibanding contoh-contoh saya. Hanya masalah jam terbang dan latihan yang akan membuat anda semakin ahli dan master.
Kombinasikan berbagai tehnik, jangan hanya 1 atau 2 tehnik, maka akan memperbesar kemungkinan anda untuk selalui disetujui/diterima oleh siapapun, termasuk oleh atasan anda.
Terkadang segala sesuatu terlihat susah dan sulit alias selalu ditolak itu hanya karena kita tidak tahu tehnik nya. Diluaran sana banyak orang-orang yang sangat terlatih yang membuat anda tidak sadar dan mau tidak mau mengatakan YA, OKE, SETUJU.... Bukan hipnotis, melainkan tehnik penawaran yang super
Tehnik yang lain, ikuti terus artikel saya, jangan lupa follow atau comment ya... Thanks
Artikel saya yang lain, klik link berikut ini: www.kompasiana.com/ibnuwahyudi
 Salam Ibnu Wahyudi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H