Usianya masih belasan tahun, namun gadis itu telah menjelma menjadi seorang wanita dewasa. Sedangkan Angga? masih saja membeku. Ia hanya memandangi 'cappucinno'-nya yang masih mengepulkan asap tipis itu dengan tatapan kosong. Benaknya menerawang jauh. Sesekali, Ia menganggukkan kepala. Dari penjelasan panjang gadis itu, ia hanya ingat sebuah nama, Pak Jono.
Balkon yang tepi atapnya tertutup kanopi warna hijau tua itu, hanya ada mereka berdua. Beberapa pengunjung lebih memilih berada didalam ruangan. Bella kembali menyeruput 'vanilla latte'-nya, lalu menyulut rokok dan menghisapnya dalam-dalam. Ia beranjak dari bangku tempatnya duduk, melangkah menuju pembatas balkon yg dibawahnya terdapat taman mini yang bunga-bunganya mulai merekah. Bella berdiri memandangi bunga-bunga tersebut, wajahnya begitu sumringah. Berkali-kali, Ia julurkan tanganya menggapai rintik hujan dan mengamati sekelilingnya.
"Bang Angga...Bang Angga....sini!" Bella melambaikan tanggannya. Sepertinya ada yang ingin Ia tunjukan.
Angga bergegas menghampiri.
"Itu tuh, yang namanya Pak Jono!"
Jari telunjuk Bella mengarah ke lelaki tua yang sedang ditemani oleh seorang wanita dikejauhan. Mereka baru saja keluar dari kendaraan roda empat, lalu berlari-lari kecil menuju pintu Mall.
"Yang mana? Â Yang pakai baju biru itu kan?... Kalau orang itu mah Bang Angga kenal, Bell" jawab Angga datar.
Bella tersentak--bola matanya terbelalak--mendengar jawaban Angga.
"Bang Angga kenal? Kenal dimana?" desak Bella, penasaran.
"...Dia itu Bos Abang ditempat kerja. Perempuan yang bersamanya itu mantan Abang, Namanya Maya. Tapi sekarang jadi istri simpanannya Pak Jono."
Bella mengerenyitkan dahi, bibirnya mengerucut. Ia tak yakin dengan apa yang baru saja di dengarnya. Angga menyeringai, mereka pun saling bertukar pandangan. Hanya dalam hitungan detik, terdengarlah tawa lepas yang meluncur dari bibir gadis itu, hingga tubuh mungilnya terkial-kial.