"Hallo..." gadis itu menyapa ulang.
"Iya, hallo...ini Bella yah?"
Sayup-sayup melodi gitar yang dibawakan 'Slash' terasa begitu harmonis, terdengar kian mendayu-dayu ketika alunan lagu 'November Rain' menggema di segenap penjuru kamar. Dari ujung ponsel, Bella mengabarkan, bahwa ia sedang berada di salah satu Mall dibilangan Karawaci.
"Tunggu, ya Bel. ... Saya segera kesana!" ujar Angga.
Angga beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas mempersiapkan diri. Di bawah gumpalan awan hitam yang menyelimuti sebagian besar Kota Tangerang, Angga memacu 'vespa' kesayangannya. Ia melaju dengan kecepatan tinggi, kurang dari lima belas menit, Ia telah sampai ditempat tujuan. Sebelumnya, mereka telah sepakat untuk bertemu di 'Starbucks coffee'.
Pengunjung Mall belum begitu ramai, hanya segelintir orang. Dari kejauhan, Angga memperhatikan Bella yang sedang asyik memainkan ponsel. Di jari tangan kirinya, mengepit sebatang rokok yang masih menyala. Hari itu, Bella tampak begitu anggun, dalam balutan kaos lengan panjang berwarna putih dan celana jeans hitam. Disela-sela rambut lurusnya yang terikat itu, terselip kacamata cokelat.
Sejenak Angga terpaku, irama jantungnya kembali tak berirama, persis seperti pertama kali Ia memandang wajah gadis itu, namun  kini dalam situasi yang berbeda. Angga mengehela nafas dalam-dalam, lalu bergegas mengahampiri.
"Hai..." Sapa Angga.
Bella menoleh kearah Angga yg sedang berdiri mematung dihadapannya. Sejenak, Bella pun mengernyitkan dahi.
"Bang Angga, ngapain berdiri disitu? Sini, duduk!" ujar Bella.
Bella Menarik sandaran sebuah kursi disisi kanannya dan mempersilahkan Angga duduk. Dihadapan mereka--diatas meja kaca yang berbentuk lingkaran itu--telah tersedia dua buah cup 'cappucinno' dan 'Vanilla Latte' hangat, yang di pesan Bella beberapa saat sebelum Angga tiba.