Mohon tunggu...
Ibnu Sina Palogai
Ibnu Sina Palogai Mohon Tunggu... -

Sederhana, liar dan keras kepala

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rintik

14 Juni 2012   06:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:00 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di rintik ini

Aku menunggu dirimu

Abadi dalam dekap malam yang kelam

Angin dan dingin menjadi rupa nestapa

Dan biarkanlah cinta menjadi alasan

Sebab aku tak tahu seperti apa jawaban

Nisan lebih dulu menancap

Tidak usah menunggu hujan datang kembali

Sebab dia tidak tahu rintik ini lebih indah

Kembalilah menuju belantara angan

Biarlah bayangan diriku yang menunggu rintik ini reda

Hingga gigil memanggil

Di rintik ini

Aku menunggu

Abadi dalam dekap malam

Makassar Juni 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun