Salah satu klub liga, Slutsk, misalnya telah mendapat pendapatan baru dari menjual keanggotaan sebanyak empat ribu Dollar Australia atau setara 40 juta rupiah.
Pengelola Dinamo Brest akan memasang manekin sesuai nomor kursi tiket yang terjual secara daring, lalu menempelkan label nama pemilik tiket, dan memasang foto cetak di manekin tersebut.
Pelayanan ini cukup banyak mendapat apresiasi oleh penggemar Dinamo Brest dan penonton lain. Pihak Dinamo Brest memang turut serta mengkampanyekan #StayHome sebagai bagian dari kepedulian mereka. Tetapi apa arti kampanye itu bila liga masih tetap berlangsung?
Tak sampai di situ. Apa yang dikatakan sang presiden sepertinya menjadi 'bantalan' empuk untuk terus menggelar pertandingan sepak bola di Belarusia.
Puncaknya, otoritas liga berencana mengadakan kompetisi sepak bola putri Belarusia pada 30 April nanti.
Melihat apa yang sudah Corona perbuat dalam waktu kurang lebih empat bulan, baik di Asia, Eropa, maupun Amerika, tak berlebihan untuk menilai bahwa Belarusia bakal turut porak-porandah hanya soal waktu.
Sekira satu bulan sejak Maret, angka positif Corona di Belarusia menembus 9.500 orang dengan 60 angka kematian, per 26 April 2020.
Dalam sekejap angka penonton pun merosot tajam. Itu juga diakui seorang penggemar Slutsk, Yahor Khavanski. Ia mengatakan sejak pandemi bertamu di negaranya, rata-rata penonton klub kesayangannya itu hanya berjumlah 300 orang dari kapasitas 2 ribu kursi.
Gelombang protes pun mulai terlontar dari para penonton hingga pemain. Protes itu mulai diarahkan ke induk sepak bola Belarusia dan, tentu saja, sang presiden, Alexander Lukashenko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H