Saya sebenarnya sempat iri sama teman-teman saya di pondok pesantren. Kalau yang fasih baca kitab kuning udah banyak. Ada yang pintar meracik kopi hingga bisa membedakan kualitas biji kopinya hanya dengan satu endusan, ada yang hafal sejarah dunia hingga peradaban Yunani sampai sejarah-sejarah tuhan, pandai enterpreuner dan workshop, pernah ke luar negeri, dan masih banyak lagi.
Sayangnya, pengalaman mereka hanya sebatas ungkapan lisan yang hanya dikagumi segelintir orang, termasuk saya. Andaikan mereka menulis, mungkin bakal menginspirasi banyak orang nih.
Tapi tak apa, itu tandanya, sekarang adalah waktuku untuk mulai mencari pengalaman tersebut. Soalnya, aku sudah terjerumus sebagai penulis sejak dua tahun lalu di komunitas menulis di pondokku. Terlebih, sekarang aku sudah menjabat sebagai ketua komunitas tersebut (curhat dikit gak ngaruh lah, ya?)
Ada yang mau berbagi pengalaman?Â
(fitur tanggapi dengan artikel itu bisa dipakai, 'kan?)Â
#seriusnanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H