“Kita ngobrol bareng di sana, yuk!” ajaknya “Oke.”
Di tempat mereka berkomunikasi tadi, sosok perempuan yang lain bernama Dita sedang bermain HP dengan senyumnya.
Setelah aku dan Cindy duduk bersamaan, aku yakin alur pembicaraan ini dibuka dengan perkenalan.
“Ta, ini loh cowok yang tadi,” ucap Cindy. “Oh, maaf Cin, aku gak sadar.”
“Rangga, ini temanku, Dita.”
“Hai, apa kabar?” sapa Dita. “baik.”
Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Cindy memandangiku seperti akan memberi pertanyaan langsung. Aku berpikir dia akan bertanya antara status tentangku ataupun acara ini.
Ternyata ….
“Ga, antara aku dan Dita cantikan mana?” tanyanya secara mendadak.
Lah, aku tidak pernah kepikiran akan ditanya tentang pertanyaan itu di awal pembicaraan. Wajahku memerah dan langsung menatap Dita mengisyaratkan apa maksudnya ini.
“Lah, Cin. Emang, cara mencairkan suasana menurutmu, kayak gini?” protes Dita. “Terus gimana, Ta?” timpalnya.