Sudah satu jam waktu berputar. Bintang tamu masih belum memberi kabar. Kali ini aku sedikit bersabar. Karena bukan diriku saja yang ada di sini. Ada dua orang selainku yang juga terpilih sebagai peserta.
Sayangnya, mereka sibuk berkomunikasi satu sama lain. Aku tahu dari pakaian mereka, pakaian mereka lebih mencolok dari para petugas acara. Mereka juga berdua dari tadi di tempat yang sama.
Hingga salah satu dari mereka memandangku. Aku pun mengalihkan pandanganku ke arah pintu. Berharap acara akan segera dimulai.
Peserta selainku sepertinya seumuran denganku. Dari wajah mereka, aku merasa mengenal mereka sebagai anak kuliaha. Entah di mana kuliahnya. Meski mereka berdua perempuan dan hanya aku peserta pria saat ini.
Seseorang menghampiriku. Langkah demi langkah. suara ketukan sepatu yang semakin mengeras di telingaku. Aku yakin mereka akan mengajakku berkomunikasi bersama.
“Hai, apa kabar?” sapa perempuan itu. Aku pun menatapnya, “Baik.”
“Namamu Rangga, kan?” tanyanya. “Iya.”
Aku tidak akan kaget hanya karena dia tahu namaku. Petugas acara sudah memberitahukan daftar peserta dan urutannya kepadaku (urutan terakhir). Mereka harusnya juga diberitahu.
“Namaku Cin─”
“Cindy, kan?” sela-ku. “Kok tau, sih.” Dengan wajah yang sedikit kesal.
Dia menutupi fakta kalau setiap peserta diberi daftar dan urutan peserta lain. Namun, aku sebenarnya cuma asal menebak nama dari dua perempuan ini.