[34] Luthfi Assyaukanie, Islam dalam Transisi Demokrasi di Indonesia.
[35] Seperti yang dengan baik diteorisasikan menjadi Islamo-democracy oleh Mustafa Akyol dalam Islam Without Extremes, A Muslim Case for Liberty (New York: W.W. Norton & Company, Inc., 2011). Lihat juga Anas Urbaningrum, Islamo-Demokrasi: Pemikiran Nurcholish Madjid (Jakarta: Universitas Indonesia, master thesis).
[36] QS. Az-Zumar (39): 18.
[37] QS. Al-An’am (6): 125.
[38] Nurcholish Madjid, Beberapa Renungan tentang Kehidupan Keagamaan untuk Generasi Mendatang, dalam Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu dan Kebudayaan No. 1, Vol. IV, Th. 1993, hh. 4 – 25. Ini merupakan naskah pidato Cak Nur yang disampaikan pada 21 Oktober 1992 di Taman Ismail Marzuki dalam peringatan 20 tahun pembaruan Islam.
[39] Nurcholish Madjid, Indonesia Kita, hh. 8 dan 99.
[40] Sosiologi Agama, Christian Smith dan Robert D. Woodberry, dalam George Ritzer (ed.), The Wiley Blackwell Companion to Sociology (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hh. 619 – 641.
[41] Nurcholsih Madjid, Indonesia Kita, h. 181.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H