[12] Terutama dalam landasan moralnya yang dikonfrontir oleh Cak Nur sebagai bertuhan vis a vis anti-tuhan.
[13] Sepanjang dasawarsa 1960-an dan awal 1970-an isu yang paling menonjol di kalangan umat Islam adalah perpecahan/disintegrasi yang diakibatkan oleh baik perbedaan aliran maupun perbedaan dalam menyikapi isu modernisasi dan pembangunan. Lihat, Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholsih Madjid, hlm. 82.
[14] Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 82.
[15] Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, hh. 42 – 54.
[16] Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, hh. 51 – 52.
[17] Nurcholish Madjid, Keharusan Pembaruan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat, dalam Nurcholish Madjid, Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan. hh. 247 – 259.
[18] M. Dawam Rahardjo, Islam dan Modernisme.
[19] Lihat H.M. Rasjidi, Koreksi terhadap Drs. Nurcholish Madjid tentang Sekularisasi (Jakarta: Bulan Bintang, 1972).
[20] M. Dawam Rahardjo, Islam dan Modernisme.
[21] M. Dawam Rahardjo, Islam dan Modernisme.
[22] Nurcholish Madjid, Modernisasi ialah Rasionalisasi bukan Westernisasi