Mohon tunggu...
Ibnu Rustamadji
Ibnu Rustamadji Mohon Tunggu... Freelance -

Seorang anak desa yang senang mencoba hal-hal baru, meskipun harus mengalami apapun yang harus dialami.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Napak Tilas Kedung Lumbu, Cikal Bakal Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

10 Mei 2018   19:58 Diperbarui: 11 Mei 2018   17:05 3862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surakarta Selayang Pandang

Surakarta atau lebih dikenal dengan Kota Solo, tidak bisa dilepaskan dengan beberapa tempat yang mengandng nilai sejarah dan berhubungan dengan beridirnya Kota Solo dan Keraton Surakarta Hadiningrat. 

Dari berbagai tempat bersejarah tersebut, salah satu desa yang menjadi cikal bakal berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada tahun 1745 yakni Desa Sala dan daerah Kedung Lumbu yang saat ini menjadi lokasi Keraton Surakarta Hadiningrat.

Tulisan ini sebenaranya mencoba mengajak masyarakat yang tinggal di daerah Surakarta dan sekitarnya tanpa kecuali luar daerah bahkan provinsi, untuk mempelajari kembali sejarah kota Surakarta dan sekitarnya dengan cara yang berbeda. 

Tentu menggunakan sumber-sumber yang dapat dipercaya hingga nantinya dapat memasuki bangunan maupun tempat yang memiliki nilai sejarah tinggi, seperti halnya akses menuju eks Kantoor Bondo Loemakso. Dikarenakan tidak semua masyarakat mendapat akses keluar masuk gedung tersebut.

Kedung Lumbu Selayang Pandang

Kedung Lumbu merupakan dua suku kata yang apabila dipisahkan menjadi, "Kedung" yang memiliki arti sebuah cekungan yang berisi air tawar, dan "Lumbu" yang memiliki arti daun yang memiliki karakteristik seperti daun talas. Sehingga, apabila diartikan akan menjadi "Genangan Air Tawar yang Ditumbuhi dengan Tanaman Talas". 

Daerah sekitar Kedung Lumbu banyak menyimpan sejarah masa lalu yang erat hubungannya dengan Keraton dan Kompeni belanda daerah tersebut yakni alun-alun utara Keraton, Baluwarti yang berada di luar tembok Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan daerah Bathangan.

Rampogan Macan

Alun-alun utara erat kaitanya dengan tradisi "Rampogan Macan", tradisi ini diselenggarakan untuk menerima tamu agung terutama pejabat Belanda atau Gubernur Jenderal. Acara "Rampogan Macan" ini diselenggarakan atas perintah SISKS Pakubuwana X, hewan-hewan yang dipergunakan dalam acara ini biasanya hasil buruan yang kemudian dipelihara hingga pertunjukan tiba. 

Salah satu hewan yang wajib dipergunakan, yakni macan atau harimau dan diadu dengan banteng. Hingga saat ini, lokasi kandang macan yang dipelihara berada di sudut alun-alun utara tepatnya di rumah penjaga SD N Kauman, timur polsek pasar Kliwon. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun