Mohon tunggu...
Ibnu lazuardy ramadhan Azis
Ibnu lazuardy ramadhan Azis Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Selamat Membaca

"Ilmu sosial dan Ilmu Politik" Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mahasiswa UMM Memberikan Informasi tentang Bahaya Ivermectine Jika Dikonsumsi Tanpa Resep Dokter

14 Juli 2021   13:50 Diperbarui: 14 Juli 2021   14:15 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pandemi Covid-19 yang terjadi hampir di seluruh negara di dunia telah membuat masyarakat di dunia menjadi resah dan banyak membuat sektor di berbagai negara lumpuh terutama sektor ekonomi dan kesehatan. Indonesia salah satu negara yang terkena dampak cukup hebat akibat badai Covid-19. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan kestabilan negara belum maksimal.Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Misalnyaa saja Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Namun dengan adanya kebijakan ini pemerintah belum berhasil menekan angka orang yang terpapar virus Covid ini.

Sampai saat ini belum ada obat untuk mengatasi virus ini. Banyak upaya yang dilakukan atas saran dari dokter untuk mengurangi resiko terkena virus ini, seperti selalu menggunakan masker dan mencuci tangan, isolasi mandiri jika terkena gejala ringan, segera menghubungi rumah sakit terdekat jika mengalami gejala yang cukup parah. Isu-isu terkait penyembuhan Covid-19 banyak beredar di tengah masyarakat yang tidak tahu atau belum jelas keakuratannya, mulai dari kalung kayu putih yang bisa menyembuhkan covid hingga saat ini yang sedang ramai diperbincangkan adalah Ivermectin sebagai obat penyembuh Covid-19.

Ivermectin sendiri adalah obat yang terbuat dari tanaman jamur dan telah dikembangkan  untuk membasmi infeksi cacing parasit pada tubuh manusia dan hewan. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi kutu dan tungau, misalnya pada penyakit kudis. Fakta lainnya mengenai obat ini adalah mengurangi peradangan atau anti inflamasi. Ketika virus atau parasit masuk ke tubuh manusia, akan terjadi peradangan. Peradangan yang berlebihan akan membuat daya tahan tubuh semakin buruk. Ivermectin sudah terbukti selama 30 tahun sebagai anti inflamasi.

Namun, akhir-akhir ini ivermectin menjadi terkenal karena dapat digunakan sebagai obat penyembuh Covid-19. Beberapa waktu lalu, terdapat penelitian di Australia menyebutkan bahwa ivermectin terlihat dapat menurunkan jumlah virus Corona secara signifikan pada sel yang terinfeksi virus tersebut. Namun hal tersebut menuai pro dan kontra dari berbagai pihak, karena obat tersebut belum bisa dinilai keberhasilannya dan belum ada uji klinis. 

Menurut dokter ahli paru, dr Budhi Antariksa, berpendapat  adanya pro dan kontra terkaitivermectin adalah hal lumrah karena sampai saat ini belum ada satu obatpun yang direkomendasikan oleh WHO sebagai obat Covid-19, mengingat penyakit ini adalah penyakit yang baru. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam twitternya beliau menuliskan pendapat beliau terkait penggunaan obat ivermectin terhadap penyemuhan virus Corona. Dalam cuitannya yang dikutip dari media online CNN, Susi bercerita Dalam kesulitan karena rumah sakit penuh, Susi akhirnya mencoba obat Ivermectin. Setelah itu, Susi pun dinyatakan negatif dari covid-19 setelah tujuh hari melakukan isolasi mandiri. Dari pengalaman yang terjadi langsung pada dirinya, Susi berharap

pihak ilmuwan dokter bisa melakukan riset terhadap ivermectin untuk penyemuhan dari virus corona.

Penggunaan ivermectin untuk penyembuhan pasien covid tanpa pengawasan dokter dapat menimbulkan beberapa efek samping, misalnya ruam kulit, gangguan pencernaan, wajah bengkak, pusing, kejang, penurunan tekanan darah, dan gangguan saraf. Pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang saat ini menjabat sebagai ketua Satgas Covid-19 Zubairi Djoerban,  mengatakan bahwa hingga saat ini IDI tidak merekomendasikan ivermectin sebagai obat untuk penyembuhan Covid-19. Selain itu, Zubairi mengatakan pihaknya akan menunggu hasil uji klinik ivermectin apakah efektif dapat menurunkan jumlah virus Corona secara signifikan pada sel yang terinfeksi virus tersebut. Tidak hanya itu, Zubairi juga mengatakan menunggu apakah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meloloskan izin untuk penggunaan ivermectin setelah di uji klinis.

Memang data sejauh ini yang menunjukan ivermectin sebagai obat untuk penyembuhan covid-19  masih belum banyak namun dari berbagai pihak banyak yang menggunakannya juga, karena itu Kementrian Kesehatan melalui BPOM memberikan izin untuk melakukan uji klinik terhadap obat tersebut. Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, alasan diberikannya izin uji klinik adalah berdasarkan data publikasi global yang menunjukkan Ivermectin digunakan untuk penyembuhan covid-19. Selain itu organisasi WHO merekomendasikan ivermectin dikaitkan dengan Covid-19 untuk dilakukan uji klinik. Uji klinik terkait ivermectin akan dilaksanakan didelapan rumah sakit besar, kedelapan rumah sakit tersebut adalah RS Persahabatan, RSPI Sulianti Saroso, RS Soedarso Pontianak, RS Adam Malik Medan, RSPAD Gatot Soebroto, RSAU Esnawan Antariksa, RS Suyoto dan RSD Wisma Atlet.

Dokter Spesialis Paru di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr Budhi Antariksa SpP(K) PhD, mengatakan bahwa, delapan rumah sakit di Indonesia tengah memulai penelitian penggunaan obat cacing Ivermectin untuk terapi Covid-19 dan

RSUP Persahabatan masuk dalam delapan rumah sakit yang meneliti Ivermectin untuk terapi Covid-19. Budhi terlibat sebagai salah satu peneliti utama perwakilan RSUP Persahabatan.

Pada penelitian tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dengan judul. Penelitian bertajuk 'Uji Klinik Fase II-III, Acak, Tersamar Ganda dengan Kontrol Plasebo untuk Menilai Keamanan dan Efikasi Pemberian Oral Ivermectin pada Pasien COVID-19 Ringan-Sedang yang Dirawat di Rumah Sakit'.

Budhi menambahkan, menurutnya, penelitian obat cacing Ivermectin untuk terapi Covid-19 sebagai upaya menanggulangi penyebaran virus Corona yang melonjak tajam.

Dosen Farmasi UMM Harjana Drs., MSc., Apt berpendapatmengenai Ivermectin adalah adalah obat antiparasit yang digunakan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi cacing, seperti strongyloidiasis dan onchocerciasis. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk mengatasi kutu rambut dan mengobati rosacea. Untuk mengatasi infeksi cacing, ivermectin bekerja dengan cara melumpuhkan dan membunuh larva cacing yang ada di tubuh. Obat ini juga bisa menekan dihasilkannya mikrofilaria. 

Dengan begitu, jumlah cacing yang menginfeksi tubuh akan berkurang. Obat ini juga diduga memiliki efek antiradang dan kemampuan untuk menghambat protein khusus yang diperlukan virus untuk menyerang tubuh. Pada masa pandemikhususnya saat ini ivermectin menjadi viral karena dipercaya bisa membantu untuk menyembukan virus corona. Namun apakah resep obat ivermectin termasuk yang diresepkan oleh dokter? Tentu saja obat ini belum termasuk obat yang diresepkan, karena saat ini, efektivitas dan keamanan ivermectin untuk mengobati COVID-19 masih terus diteliti. Oleh karena itu, obat ini tidak boleh digunakan tanpa pengawasan dan persetujuan dokter.

Untuk kegunaan obat ini sendiri yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa kegunaan obat ini adalah untuk mengatasi infeksi parasit dan termasuk obat yang bisa didapat dengan adanya resep dokter. Harjana mejelaskandosis dan aturan untuk mengkonsumsi obat ini juga ada aturannya berdasarkan kasus dan kondisi, yaitu; kondisi: Strongyloidiasis dewasa dan anak-anak dengan berat badan ≥15 kg: 200 mcg/kgBB untuk 1–2 hari; kondisi: Onchocerciasis (infeksi cacing Ochocerca volvulus)dewasa dan anak-anak dengan berat badan ≥15 kg: 150 mcg/kgBB sebagai dosis tunggal. Pengobatan diulang tiap 3–12 bulan sampai gejala hilang. Aturan untuk mengkonsumsi ivermectin tetap mengikuti anjuran dokter, walaupun pada kemasan obat tersebut terdapat aturannya. Berikut ini aturanya:

Ivermectin tablet dikonsumsi saat perut kosong, misalnya 1 jam sebelum makan. Telan tablet ivermectin utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan mengunyah, membelah, atau menghancurkan obat karena efektivitasnya dapat menurun.

Konsumsi ivermectin tablet secara teratur. Meskipun Anda sudah merasa lebih baik, tetap konsumsi ivermectin sampai habis. Dalam mengatasi infeksi parasit, pengobatan menggunakan ivermectin harus dilakukan sampai tuntas.

Jika Anda lupa mengonsumsi ivermectin tablet, segera konsumsi apabila jarak dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Pada masa pandemi sekarang informasi yang sedang viral adalah penggunaan ivermectin untuk obat Covid-19, namun yang perlu diperhatikan bahwa obat ini belum ada uji klinis dan masih sedikit data yang menyatakan berhasilnya obat ini. Harjana menambahkan mengingat pengoatan covid-19 diobati berdasarkan kasus setiap orang yang berbeda. Ivermectin sendiri akanmenimbulkan efek samping jika diminum Bersama obat lainnya, seperti Penggunaan ivermectin bersama obat tertentu dapat menyebabkan beberapa efek interaksi, antara lain:

  • Peningkatan kadar ivermectin dalam darah jika digunakan dengan amiodarone, atorvastatin, quinidine, atau clarithromycin
  • Penurunan kadar ivermectin dalam darah jika digunakan dengan phenytoin, nifedipine, atau phenobarbital
  • Peningkatan efek antikoagulan dari warfarin
  • Penurunan efek terapi Lactobacillus atau estriol

            Untuk efek samping dan bahaya dari obat ini tentu saja ada dan bisa terjadi setelah penggunaan obat ini, seperti, sakit kepala atau pusing, nyeri otot, mual atau muntah, diare atau konstipasi dan ruam kulit ringan. Harjana menambahkan jika terdapat efek samping tersebut tidak segera membaik atau bertambah parah maka dianjurkan untuk segera ke dokter aplagi jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Mata nyeri, merah, bengkak, atau penglihatan buram
  • Gangguan keseimbangan atau sulit berjalan
  • Perubahan suasana hati, bingung, atau hilang kesadaran
  • Demam, sakit perut, nyeri sendi, pembengkakan di kaki atau tangan, serta pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan
  • Denyut jantung cepat atau sesak napas
  • Nyeri di leher atau punggung
  • Kejang
  • Pening hingga terasa akan pingsan

            Berdasarkan penjelasan di atas mengenai obat tersebut dapat disimpulkan bahwa obat ini harus dikonsumsi dengan resep dokter dan tidak bisa dibeli sendiri. Karena hal tersebut obat ini sebagai peyembuhan virus covid belum bisa dipakai karena belum teruji akurat dan dari pihak kementrian dan BPOM sendiri baru akan meneliti obat tersebut, sehingga masyarakat harus berhati-hati dan bijak untuk menyerap informasi apalagi masalah penggunaan obat yang berisiko.

            Ivermectin merupakan obat yang telah mendapat persetujuan oleh BPOM dan juga FDA dan telah dipasarkan di dunia termasuk di Indonesia . Obat ini, ditujukan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh cacing. Namun, beberapa desas desus yang mengenai penggunaan obat ini untuk penanganan covid-19 telah beredar dimana mana.Obat ini memang telah diujikan pada banyak virus, namun pengujian yang spesifik untuk virus covid-19 pada manusia belum memenuhi persyaratan uji klinik FDA.

            FDA dan BPOM juga belum memberikan ijin untuk menyetujui penggunaan obat ini, karena kurangnya informasi mengenai aktivitas anti-COVID-19 pada manusia, dan berapa dosis yang dibutuhkan untuk penanganan covid-19 yang disarankan, sehingganya belum tau pasti, efek apa dan bahaya apa yang akan kita dapati jika kita mengonsumsi obat ini untuk mengobati covid-19. Oleh karena itu, diharapkan seluruh mayarakat dapat dengan cerdas memilih obat yang akan digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun