Mohon tunggu...
Anggi Azzuhri
Anggi Azzuhri Mohon Tunggu... Penulis - Islamic Studies Research Fellow and Freelance Writer

Sebagai alumni Qatar Foundation yang punya visi "Innovation, Breakthrough, Discovery", saya berusaha untuk memenuhi visi ini. Langkah yang saya lakukan adalah dengan menjadi seorang penulis lepas dan membangkitkan semangat literasi pada orang Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Efektif Membaca Tulisan Akademik

7 Juni 2021   17:03 Diperbarui: 7 Juni 2021   17:03 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku-buku akademik (diambil langsung oleh penulis)

Selama setahun terakhir banyak teman-teman yang sedang menempuh pendidikan tinggi, terutama di level S3 dan S2, menanyakan kepada saya bagaimana bisa saya membaca ratusan halaman buku, jurnal atau artikel hanya dalam satu minggu? 

Perlu diketahui, karya akademik punya dua sifat utama: kompleks dan kosakata tidak biasa. Jika membuka sebuah jurnal akademik walaupun hanya 5 halaman, satu hal yang pasti dirasakan adalah "apa makna dari kosakata ini?" atau "kenapa bahasanya berbelit-belit?". 

Percaya atau tidak, akademisi dituntut demikian agar karyanya dianggap bagus dalam persaingan reputasi. Terlepas dari isu elitisme pengetahuan yang terjadi antara common dan experts, tulisan in akan menjabarkan tutorial membaca segala jenis tulisan akademik secara efektif dan singkat. 

Sebelum itu, saya ingin memberikan credit kepada Dr. Amr Osman, salah satu guru saya yang merupakan alumni Princeton University karena telah memberikan tutorial how to read an academic text.

1. Pastikan tujuan membacanya terlebih dahulu

Diantara permasalahan utama yang dihadapi mahasiswa pascasarjana adalah kehilangan arah saat membaca material kuliah yang biasanya teks akademik. 

Secara sederhana, setelah membaca tiga atau empat jurnal saja, seseorang hanya mendapatkan lelah mata tetapi tidak mendapatkan satu informasi berguna dari jurnal tersebut, alih-alih memahami maksud, yang terjadi malah semakin gagal paham. 

Hal ini pastinya bisa dihindari jika starting point-nya jelas dan tertata. Membaca komprehensif tentu saja berbeda dengan leisure reading. Pastikan diri sadar terlebih dahulu bahwa saat membuka teks akademik, objek bacaan bukanlah sebuah novel. 

Membaca novel akan memberikan kenyamanan dan setidaknya mempengaruhi emosional sehingga ratusan halamanpun terasa singkat. Namun, tulisan akademik sama sekali tidak mempengaruhi emosi. 

Intelegensi dan kognitif diberikan beban ekstra dalam mengurus teks akademik. Oleh karena itu, bedakan suasana dan tujuan membaca dahulu.

Supaya lebih spesifik dan efektif, tulislah poin/ hal apa saja yang ingin ditemukan dari sebuah jurnal atau buku. Tapi disaat yang sama, hindari sikap mencari pembenaran saat membaca. 

Kebiasaannya, seorang professor yang mengajar telah memberikan topik utama yang akan didiskusikan nantinya. Maka topik itu akan menjadi tujuan membaca material yang diberikan atau saat melakukan searching.

2. Kenali teks yang akan dibaca sebelum membacanya, lalu targetkan waktu yang dibutuhkan untuk membaca teks tersebut

Untuk melakukan hal ini, ada empat elemen dari sebuah teks yang wajib dianalisa:

a. fisik teks, maksudnya berapa halamankah teks tersebut, ini diperlukan agar tahu apakah waktu yang dimiliki cukup untuk membacanya secara utuh atau tidak.

b. Introduksi atau pembukaan, seorang akademisi biasanya menyampaikan ide umum, isu yang didiskusikan, atau bahkan ide dan pendapat penulis dibagian ini. 

Jika tulisan itu adalah jurnal, maka yang perlu dibaca dahulu adalah abstraknya. Dan jika teks tersebut merupakan kumpulan artikel, maka fokuslah pada pembukaan editor terlebih dahulu, baru ke artikel milik si penulis. Sehingga tidak perlu menghabiskan waktu membaca setiap bagian secara utuh.

c. Langsung ke bagian kesimpulan (jika ada). Kenapa langsung ke kesimpulan? sekali lagi, yang sedang dibaca bukanlah novel. Tulisan akademik tidak selalu punya alur, meskipun ada, kesimpulan akan memberikan gambaran soal alur tulisannya. 

Pada bagian ini fokuslah pada hal-hal yang tidak ditemukan pada introduksi atau pembukaan. Catatlah dengan parafrase dahulu agar ingatan bisa merekamnya lebih baik.

d. (jika dibutuhkan) cari lokasi sebuah isu/ subtopik/ masalah dibahas secara detail. Ingat kembali tujuan membaca tadi, ditangan sudah ada beberapa hal khusus yang memang sangat dibutuhkan untuk dicari detailnya. 

Dengan mengandalkan daftar isi atau susunan kalimat di bagian introduksi atau kesimpulan, carilah pada paragraf/ halaman/ bab mana penulis mendisukusikannya secara detail. 

Index page sangat bermanfaat pada bagian ini. Pastikan tidak terkecoh dengan isu lainnya kecuali penulis mengisyaratkan pentingnya topik lain untuk paham isu yang sedang dipelajari.

Set target membaca sebuah teks akademik dalam rentang 3-7 hari saja, kecuali teks tersebut merupakan teks primer yang benar-benar harus dibaca lebih detail.

3. Catatlah setiap informasi baru, kontradiksi, atau penguat

Tidak perlu dijelaskan lagi esensi dan fungsi dari sebuah catatan. Namun, ada satu hal yang perlu ditekankan secara kuat. Jangan pernah mencatat dengan menyalin/ copy-paste tulisan teks asal. 

Budayakan melakukan parafrasing, dan jikapun melakukan kuotasi langsung, buatlah opini pribadi setelah kuotasi tersebut. Hal ini akan membantu saat membuat esai atau laporan tertulis atau presentasi.

4. Jangan membaca lebih dari 1 jam sekali duduk

Mata dan otak butuh istirahat. membuka sosmed, bermain game atau berjalan-jalan sejenak (10-15 menit) setelah satu jam membaca akan menyegarkan kembali otak untuk bisa tetap fokus dalam membaca tulisan akademik. 

Jika novel saja membuat pembaca bosan jika dibaca tanpa henti dalam sehari, tulisan akademik bisa membuat masalah fisik jika dibaca tanpa jeda

5. Sering diremehkan, buku yang sudah dibaca secara komprehensif harus ditinggalkan selama 3 hari (tidak disentuh atau dibaca kembali)

Poin ini sifatnya lebih psikologis. Menurut kebiasaan, ingatan seseorang masih dalam pengaruh berat dari sesuatu yang dia rekam atau produksi selama tiga hari setelah pengalamannya dengan hal tersebut. Setelah tiga hari, pengaruh tersebut akan berkurang atau hilang. Lalu apa penting hal ini dalam membaca teks akademik?

Perlu diperhatikan, jika seseorang masih memiliki kesan pusing atau lelah terhadap sebuah bacaan, maka jika dia meneruskan bacaannya maka orang tersebut akan semakin trauma dengan teks tersebut. 

Istirahat dari teks tertentu akan memberikan pemahaman baru ketika teks tersebut dibaca ulang, setelah 3 hari tentunya. Istirahat disini bukanlah dengan menghentikan aktifitas membaca, tetapi dengan beralih ke bacaan lainnya atau dengan melakukan aktifitas produktif lainnya.

Saran ekstra: Bacalah secara berkelompok

Secara pribadi, saya sering mendapatkan pandangan baru yang tidak saya temukan dengan membacanya sendiri dari teman-teman yang juga membaca buku yang sama. 

Memang secara teknis, hal ini sulit terjadi dalam konteks proses perkuliahan, tetapi tidak ada salahnya untuk dicoba. Atau setidaknya membaca review dari orang lain.

Dan pada akhirnya, inilah langkah efektif agar membaca teks akademik tidak menjadi sebuah pekerjaan yang stressful, traumatised, and leading to madness. 

Tutorial ini khususnya dialamatkan kepada calon akademisi (mahasiswa pasca sarjana), peneliti, ataupun para professor yang masih mengalami kesulitan dalam membaca efektif. 

Adapun tutorial teknis membaca cepat, saya rasa tidak perlu tergesa-gesa dalam membaca teks akademik mengingat kompleksitas dan kosakata tidak umum dalam teks. Jangan ragu untuk menyediakan kamus elektronik atau membaca ulang paragraf tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun