Supaya lebih spesifik dan efektif, tulislah poin/ hal apa saja yang ingin ditemukan dari sebuah jurnal atau buku. Tapi disaat yang sama, hindari sikap mencari pembenaran saat membaca.Â
Kebiasaannya, seorang professor yang mengajar telah memberikan topik utama yang akan didiskusikan nantinya. Maka topik itu akan menjadi tujuan membaca material yang diberikan atau saat melakukan searching.
2. Kenali teks yang akan dibaca sebelum membacanya, lalu targetkan waktu yang dibutuhkan untuk membaca teks tersebut
Untuk melakukan hal ini, ada empat elemen dari sebuah teks yang wajib dianalisa:
a. fisik teks, maksudnya berapa halamankah teks tersebut, ini diperlukan agar tahu apakah waktu yang dimiliki cukup untuk membacanya secara utuh atau tidak.
b. Introduksi atau pembukaan, seorang akademisi biasanya menyampaikan ide umum, isu yang didiskusikan, atau bahkan ide dan pendapat penulis dibagian ini.Â
Jika tulisan itu adalah jurnal, maka yang perlu dibaca dahulu adalah abstraknya. Dan jika teks tersebut merupakan kumpulan artikel, maka fokuslah pada pembukaan editor terlebih dahulu, baru ke artikel milik si penulis. Sehingga tidak perlu menghabiskan waktu membaca setiap bagian secara utuh.
c. Langsung ke bagian kesimpulan (jika ada). Kenapa langsung ke kesimpulan? sekali lagi, yang sedang dibaca bukanlah novel. Tulisan akademik tidak selalu punya alur, meskipun ada, kesimpulan akan memberikan gambaran soal alur tulisannya.Â
Pada bagian ini fokuslah pada hal-hal yang tidak ditemukan pada introduksi atau pembukaan. Catatlah dengan parafrase dahulu agar ingatan bisa merekamnya lebih baik.
d. (jika dibutuhkan) cari lokasi sebuah isu/ subtopik/ masalah dibahas secara detail. Ingat kembali tujuan membaca tadi, ditangan sudah ada beberapa hal khusus yang memang sangat dibutuhkan untuk dicari detailnya.Â
Dengan mengandalkan daftar isi atau susunan kalimat di bagian introduksi atau kesimpulan, carilah pada paragraf/ halaman/ bab mana penulis mendisukusikannya secara detail.Â