Radio Frequency (RF), pada radiasi ini memiliki frekuensi gelombang yang lebih rendah dibanding microwave yaitu berkisar 300 MHz sampai 3 KHz. Radiasi ana dapat bersumber dari peralatan seperti Sistem komunikasi, heat sealers, medical equipment, radar, dan microwave ovens. Efek yang ditimbulkan berupa pemanasan tubuh dalam yang meningkat, katarak, terganggunya efek reproduksi, sistem kekebalan tubuh menurun, rusaknya sistem endokrin (Pearl chain formation).
Salah satu efek radiasi yang menjadi perhatian dan terus digali oleh para peneliti adalah dampaknya bagi kesehatan otak manusia. Terutama, dampak radiasi frekuensi radio yang oleh beberapa penelitian menunjukkan tanda-tanda efek buruk pada otak seperti menimbulkan stres dan lain-lain. Hal ini menjadi penting mengingat berbagai alat komunikasi modern seperti telepon pintar atau smartphone juga memancarkan radiasi jenis ini.
Untuk mengetahui bagaimana stres yang ditimbulkan radiasi frekuensi radio, dilakukan penelitian pada hewan dan manusia. Pada penelitian dengan subjek hewan, Â pengaruh pajanan radiasi terhadap aktivitas otak dapat kita lihat pada salah satu studi di Cina oleg Xue-Sen Yang et al (2012).Â
Pada studi tersebut terbukti secara langsung bahwa radiasi elektromagnetik menimbulkan respons stres pada otak tikus, lebih tepatnya pada bagian hipokampus.Â
Dalam studi ditemukan bahwa radiasi memicu aktivitas tertentu yang dapat mengganggu berfungsinya sistem saraf pada otak tikus yang diteliti. Selain itu, penelitian di India (2015) menunjukkan hasil bahwa pajanan radiasi microwave intensitas rendah menimbulkan berbagai dampak negatif pada otak tikus termasuk adanya peradangan dan kerusakan DNA. Kedua studi tersebut menunjukkan potensi radiasi untuk mengganggu aktivitas hingga kemungkinannya untuk menimbulkan kerusakan secara fisik otak manusia.Â
Adapun pada manusia juga telah dilakukan berbagai studi untuk mempelajari bagaimana efek radiasi pada aktivitas otak manusia.  Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kwon Myoung Soo et al (2011), pajanan singkat  radiasi yang dipancarkan oleh telepon genggam berdampak pada metabolisme di dalam otak.Â
Gambaran kondisi bagian tertentu otak setelah terpajan radiasi menunjukkan penurunan kadar energi dari kondisi normal sehingga dapat disimpulkan bahwa pajanan singkat radiasi dapat menekan proses metabolisme energi pada otak manusia.Â
Data-data tersebut menunjukkan adanya potensi gangguan yang serius yang dapat ditimbulkan radiasi apabila pajanannya berlangsung dalam jangka panjang.Â
Dugaan ini juga telah diuji dan terdapat beberapa penelitian yang mengamininya, seperti studi oleh Saba Shanin et al (2015) yang berhasil menemukan berbagai data yang menunjukkan bahwa pajanan radiasi microwave memicu gangguan di otak yang dapat diasosiasikan dengan penurunan memori dan gangguan belajar.
Pada lingkup yang lebih luas, pajanan radiasi dapat menimbulkan efek negatif yang dirasakan oleh orang-orang yang bekerja di bidang pekerjaan yang berkaitan erat dengan proses radiasi.Â
Salah satu contohnya adalah tenaga kesehatan dan staf radiasi medis di rumah sakit. Pekerja rumah sakit di bagian radiasi medis, seperti pada bagian radio terapi dan pengobatan nuklir, Â berisiko terpajan radiasi dosis rendah jangka panjang selama bekerja.Â