Setelah seminggu kejadian itu berlalu, Pak Dosen itu masuk lagi ke dalam ruangan mereka memberikan materi kuliah. Setiap sekali seminggu memang Pak Dosen itu masuk.
Kali itu Arman tidak terlambat masuk ke ruang kuliah. Ia pun lebih dahulu masuk ke dalam ruangan sebelum Pak Dosen itu masuk. Arman duduk paling belakang di antara mahasiswa. Duduk di depan baginya sangat membosankan karena dosen yang masuk itu lebih banyak memberikan cerita pengalamannya daripada materi kuliah.
Sebagai aktivis mahasiswa, malam adalah waktu yang tepat untuk berdiskusi dan membicarakan banyak hal. Dan malamnya, Arman begadang bersama teman-temannya untuk membicarakan gerakan yang akan dilakukan menuntut kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) setelah ditetapkan pemerintah.
Ketika Pak Dosen sedang menceritakan pengalaman hidupnya hampir memakan waktu satu jam, bukan materi kuliah. Arman tertidur di bangkunya. Saat Pak Dosen itu mengetahui Arman tertidur, dia langsung memanggil nama Arman.
Pak Dosen itu memanggilnya ke depan. Arman tidak mendengarkan bahwa namanya dipanggil.
"Arman...!"
Salah satu mahasiswa yang duduk di sampingnya membangunkan.
"Man....Man...., kau dipanggil," kata temannya.
"Iya, Pak," kata Arman dengan suara berat karena baru bangun.
"Kamu, Bapak tengok sering sepele dengan saya," kata Pak Dosen.
"Tidak ada maksud saya begitu, Pak."