Tiba-tiba saja. Ah, sebenarnya tidak ada yang tiba-tiba. Jikalau begitu, kebetulan saja.Â
Ah, kebetulan itu juga sebenarnya tidak ada. Semuanya terjadi karena ada sebab musababnya. Sudah menjadi hukum alam, akibat berinduk pada sebab.
Hp berbunyi setelah paket data internetnya kuhidupkan. Satu harian data internetnya sengaja kumatikan. Aku tidak ingin diganggu hari itu. Malam itu, bukan hanya bunyi chatt WA yang masuk. Di layar atas, langsung muncul pemberitahuan bahwa ada balasan email.Â
Perlahan dengan pasti, aku membuka pemberitahuan itu. Aplikasi Gmail di Hpku langsung terbuka. Pelan dengan penuh perhatian, aku pun mulai membacanya.
"Tok...tok...tok. Kreekkk..." suara pintu kamarku dibuka.
"Hera..., tunggu apalagi sayang. Papamu mau ngomong sebentar. Papamu gak bisa lama menunggu. Sebentar lagi Papamu mau pergi lagi." Mama mengalihkan perhatianku dari isi email itu. Hanya baru beberapa kata saja yang sempat menggetarkan bibir dan hatiku.
"Iya, Ma..."
"Kamu lagi ngapain sih?" Mama mendekatiku dan dengan lembut memegang tanganku.
"Bentar ya, Ma..." aku minta waktu barang sejenak.
Permintaanku tidak dipenuhi. Dengan lemah lembut sambil menarik tanganku, Mama membawaku keluar. Aku tidak punya daya untuk menolaknya. Hp hanya kubiarkan dalam genggaman sebelah tangan, sedangkan tanganku sebelah lagi sedang erat dalam genggaman Mama.
Aku dan Mama menuruni anak tangga sambil tersenyum manis. Kulihat Papa sudah berpakaian rapi sedang menungguku, dan sebentar lagi akan keluar rumah karena ada urusan pekerjaan yang mendadak. Aku tidak tahu semua apa pekerjaan Papa.Â