Mohon tunggu...
Akhmad Azhari
Akhmad Azhari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(Kisah Nyata) Kejadian Aneh Saat Tidur di Bulan Ramadan

4 Juni 2017   18:20 Diperbarui: 4 Juni 2017   18:34 5078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini tepatnya 3 Juni 2017 saya tertidur di kamar saya sekitar pukul 4 sore. Hari ini adalah hari ke 7 Ramadan. Ada kejadian aneh yg saya alami saat tidur tersebut. Saya lupa tepatnya mimpi apa yg saya alami sebelum kejadian. Tetapi setelah mimpi tersebut, saya berada dalam kondisi setengah tertidur. Sy bisa membuka mata saya, melihat kamar saya dengan jelas, meskipun saya tidak bisa menggerakkan anggota tubuh saya. Tapi bukan hal tsb yg aneh. 

Mungkin orang menyebutnya ketindihan, masalah biologis yg dianggap supranatural oleh sebagian orang. Tapi sekali lagi, bukan itu keanehannya. Kejadian yg membuat saya menulis tulisan ini segera setelah saya terbangun adalah dalam kondisi setengah sadar tersebut saat mata saya melihat keadaan kamar saya, telinga saya dengan jelas mendengar suara yg sangat nyaring seperti sebuah benda berukuran sedang yang terjatuh dari langit ke dasar bumi. 

Setelah terbangun, saya mengecek daerah sekitar kamar saya, tidak ada kejadian apa-apa. Tapi suara terjatuh itu begitu jelas saya dengarkan ditambah lagi saya dalam kondisi setengah tersadar, telinga saya tidak mungkin berbohong. Suaranya bahkan terlalu nyaring hingga memekikkan telinga saya, meskipun pada saat mendarat sy mendengarnya terjatuh dengan lebih halus. Saya kemudian mencoba mengingat lagi kejadian tersebut, setelah suara nyaring yg memekikan telinga, saya mendengar benda tersebut terjatuh semakin pelan dan pelan, hingga sesaat sebelum saya terbangun dalam keadaan saya setengah tersadar saya seolah mendengar suara aktivitas manusia. Suara orang-orang yg bercengkrama, suara kendaraan bahkan suara mesin fax (meskipun kejadian ini saya alami pada hari libur kerja). 

Segera setelah mendengar suara-suara aktivitas manusia tersebut, karena kelelahan menahan mata saya agar tetap terbuka saya akhirnya menutup mata saya. Dalam kondisi mata dan telinga saya tertutup, saya bisa mengingat dengan jelas apa yg saya lihat dalam kondisi itu. Saya berada dalam kerumunan orang di daerah India. Saya bisa tandai dengan kain sari di leher mereka. Dari wajah mereka sepertinya mereka sedang berduka. Saya mencoba menyapa mereka satu persatu tapi tidak seorangpun yang melihat saya. 

Sesaat setelah mimpi tersebut saya kemudian tersadar. Untuk kejadian di tengah kerumunan orang India, hipotesa saya bahwa itu hanyalah bunga tidur. Alasannya, dalam mimpi tersebut, pesta yang mereka adakan berlangsung pada malam hari. Sedangkan setelah saya cek waktu di India pada saat kejadian, disana masih jam 3 sore, bukan malam hari. Waktu India lebih lambat satu jam dibandingkan Jakarta. Sehingga saya menyimpulkan itu sebagai mimpi biasa. Adapun untuk suara nyaring yang jelas saya dengarkan, masih sulit saya analisa. Hingga akhirnya saya mengingat Firman ALLAH SWT dalam surah Az-Zumar ayat 42 yang berbunyi:

 

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

 

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”

Imam Ibnu Katsir berkata, “Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa roh berkumpul di tempat Dia yang Maha Tinggi." Mayoritas ulama sepakat bahwa pada saat seseorang tertidur, maka rohnya berada di suatu tempat yang ditentukan Allah Swt. Manusia yg ditakdirkan meninggal dunia, maka rohnya akan ditahan. Sedangkan bagi manusia yang masih memiliki sisa waktu untuk hidup, akan dikembalikan rohnya ke dunia. 

Saya kemudian berpikir tentang kejadian yang saya alami sebelumnya. Bagaimana jika barang yang saya dengarkan jatuh dari langit pada saat saya dalam kondisi setengah tersadar dengan suara begitu nyaring adalah roh saya sendiri? Lalu apakah suara aktivitas manusia yg saya dengarkan adalah betul suara kegiatan manusia yang roh saya dengarkan saat dia mendarat di bumi sebelum akhirnya kembali ke jasad saya? Pernahkah anda mendengar tentang kisah orang-orang yang diazab dalam kuburnya? 

Saat kuburnya dibongkar, tubuh si mayit penuh dengan luka lebam bekas pukulan? Jika memang disiksa dalam kuburnya, bukankah malaikat Munkar dan Nakir hanya menyiksa roh manusia? Ataukah pada saat roh disiksa maka jasad akan ikut merasakannya? Sehingga roh dan jasad adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan? Saat saya mendengar roh saya dikembalikan dari suatu tempat yang tinggi kembali ke bumi, jasad saya yang sedang terbangun mendengarkannya. Karena dikembalikan dari tempat yang tinggi dengan begitu cepat, suaranya menjadi begitu nyaring. Allah Swt masih memberikan saya kesempatan untuk hidup. 

Sesaat kemudian saya berfikir, bila seandainya roh saya ditahan selamanya pada saat saya tertidur atau dengan kata lain saya meninggal dunia, sudah siapkah saya? Sudah cukupkah bekal saya, amal saya, pahala saya? Bagaimana saya akan menjelaskan tentang dosa saya pada Allah Swt pada hari dimana manusia akan ditanya satu persatu kelak? Saya kemudian berfikir positif. Ini adalah pesan Allah Swt untuk saya. Bahwa bahkan pada saat kita tertidur diatas kasur yang nyaman, kematian ikut berbaring bersama kita. 

Pada saat kita tertidur dengan segala angan-angan yang kita dambakan hari esok, mungkin saja tidak ada hari esok. Ingat saja sebuah hadits yang mengatakan bahwa Malaikat Maut mengunjungi kita setiap 21 menit sekali. Dan dia selalu terheran-heran dengan manusia yang padahal waktunya di dunia tidak lama lagi masih bisa tertawa dengan lepasnya. Hidup ini cuma satu kali, maka siapkanlah dengan baik untuk menghadapi matimu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun