Mohon tunggu...
Akhmad Azhari
Akhmad Azhari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(Kisah Nyata) Kejadian Aneh Saat Tidur di Bulan Ramadan

4 Juni 2017   18:20 Diperbarui: 4 Juni 2017   18:34 5078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kuburnya dibongkar, tubuh si mayit penuh dengan luka lebam bekas pukulan? Jika memang disiksa dalam kuburnya, bukankah malaikat Munkar dan Nakir hanya menyiksa roh manusia? Ataukah pada saat roh disiksa maka jasad akan ikut merasakannya? Sehingga roh dan jasad adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan? Saat saya mendengar roh saya dikembalikan dari suatu tempat yang tinggi kembali ke bumi, jasad saya yang sedang terbangun mendengarkannya. Karena dikembalikan dari tempat yang tinggi dengan begitu cepat, suaranya menjadi begitu nyaring. Allah Swt masih memberikan saya kesempatan untuk hidup. 

Sesaat kemudian saya berfikir, bila seandainya roh saya ditahan selamanya pada saat saya tertidur atau dengan kata lain saya meninggal dunia, sudah siapkah saya? Sudah cukupkah bekal saya, amal saya, pahala saya? Bagaimana saya akan menjelaskan tentang dosa saya pada Allah Swt pada hari dimana manusia akan ditanya satu persatu kelak? Saya kemudian berfikir positif. Ini adalah pesan Allah Swt untuk saya. Bahwa bahkan pada saat kita tertidur diatas kasur yang nyaman, kematian ikut berbaring bersama kita. 

Pada saat kita tertidur dengan segala angan-angan yang kita dambakan hari esok, mungkin saja tidak ada hari esok. Ingat saja sebuah hadits yang mengatakan bahwa Malaikat Maut mengunjungi kita setiap 21 menit sekali. Dan dia selalu terheran-heran dengan manusia yang padahal waktunya di dunia tidak lama lagi masih bisa tertawa dengan lepasnya. Hidup ini cuma satu kali, maka siapkanlah dengan baik untuk menghadapi matimu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun