Dia sih gak masalah, kostnya di daerah Sudirman. Lha, aku? Terpaksa harus numpang kereta terakhir.
Sekitar jam 21.00 wib, belum berapa lama hujan turun deras sekali dan apes waktu itu diumumin oleh petugas kereta agar beralih ke moda transportasi lain karena kereta berikut akan datang sekitar 1 jam an lah dan kemungkinan tidak datang karena cuaca tidak mendukung.
Setelah menunggu hampir 45 menit kereta tidak kunjung datang, akhirnya dengan berat hati mengorder taxi dan dengan rela harus merogoh kocek yang lebih banyak.
Meskipun memiliki kelebihan dan kekurangan, menurut ku kereta api ataupun commuter line masih tetap menjadi transportasi pilihan masyarakat di Jakarta selain cepat, murah dan tidak macet, aku selalu terheran dulu pemerintahan Belanda/ VOC memanfaatkan para tenaga nenek moyang kita untuk membangun rel kereta api yang kuat dan kokoh.
Kereta Api Indonesia, menjadi salah satu saksi sejarah perjuangan mereka. Semoga perkereta apian Indonesia semakin jaya, pelayanannnya ditingkatkan, ongkosnya makin dimurahin.
I Love you, Kereta Api Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H