Mohon tunggu...
Lindan
Lindan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Membedah Isi Video Kontraproduktifnya Ahok

11 April 2017   13:22 Diperbarui: 11 April 2017   21:30 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tidak ada kata yang paling tepat untuk menggambarkan betapa buruknya  tayangan Video yang berjudul  #BeragamItuBasukiDjarot yang diupload Ahok di akun resmi Twitternya pada 9 April 2017.

Secara pribadi saya menilai  tayangan itu sungguh-sungguh sangat buruk. Sangat tendensius dan sangat kental dengan nuansa provokatif.

Pertanyaan besarnya adalah :  Apa maksudnya dan dengan tujuan apa Video paling buruk itu dibuat dan disebarkan ke media-media sosial? Apakah sekedar untuk Pilkada Jakarta atau ada niat lainnya untuk mengadu domba masyarakat luas di luar Pilkada DKI?

Sungguh sangat disesalkan Video itu dibuat untuk kampanye Pilkada. Dan yang sangat memprihatinkan ternyata Video Kampanye Terburuk sepanjang zaman itu diupload pertama kali oleh Ahok di Akun Twitter resminya.

Setelah diprotes keras Netizen, kemudian Video itu dihapus oleh Ahok/ Tim Ahok.

Siapa sebenarnya yang membuatnya Video  kontroversial itu? Ahok yang menyuruh membuatnya seperti itu atau Tim Ahok yang tidak punya empati yang membuatnya dan meminta Ahok untuk mengupload/ mensharenya?

Sulit bagi kita untuk mengetahui siapa sebenarnya pembuat video itu. Tetapi dengan membedah dan mencermati isinya, minimal kita tahu apa maksud dan tujuan video itu dibuat.

Mari kita melihat  Kronologis Frame demi Frame dari Video tersebut agar bisa menyimpulkan apa-apa saja yang tergambar disana dan kesan apa sebenarnya yang dinginkan pembuat video itu terhadap penontonnya ataupun para Netizen. 

1.Frrame Pertama dalam Durasi 1-10 detik, menggambarkan Sekelompok Pemuda dalam ekspresi kemarahan massa di jalan raya sedang bergerak mendatangi dan menggedor-gedor sebuah mobil yang terjebak dalam kerumunan massa.  Didalam mobil tersebut ada seorang Ibu beserta seorang anaknya yang dari mimic wajahnya terlihat sangat ketakutan.

Frame bergerak ke frame berikutnya terlihat sejumlah masyarakat  orang Berpeci  sedang berteriak yel-yel dan tergambar bahwa memang mereka inilah yang memprovokasi kelompok pemuda yang marah-marah dan bertindak anarkis tersebut.

Dibelakang orang-orang berpeci itu ada spanduk putih besar bertulisan GANYANG CHINA berwarna Hijau.

Pertanyaannya, Peristiwa apa sebenarnya yang ingin digambarkan pembuat Video untuk durasi 1-10 detik pertama video tersebut?

Pasti maksudnya adalah: Ada masyarakat berpeci yang punya kemampuan untuk memprovokasi massa untuk berbuat anarkis.  Masyarakat Berpeci itu sangat Benci pada orang China dan berencana mengganyang orang China.

Pertanyaan berikutnya,  Masyarakat seperti apa yang Identik dengan orang-orang Berpeci?Silahkan pembaca simpulkan sendiri.

Benarkah Masyarakat Berpeci itu membenci orang China dan berniat mengganyang orang China?(pertanyaan ini tidak kita bahas karena masih belum jelas siapa masyarakat berpeci ini).

Disisi lain kita juga ingin bertanya,  Apa salah ibu dan anaknya kepada orang-orang berpeci itu sehingga mobil mereka harus digedor-gedor dan dirusak?

Si Pembuat Video itu sepertinya memang tidak mementingkan substansi itu. Ibu dan anaknya yang sepintas terlihat ber-Ras melayu-Jawa itu memang bukan focus utama dari pembuat video. Fokus pembuat video itu hanya tentang orang-orang Berpeci yang membenci China  yang punya kemampuan memprovokasi para pemuda untuk berbuat anarkis.

2.Frame Kedua dalam 10-20 detik, menggambarkan kerusuhan massa itu akhirnya reda karena ada Aparat Kepolisian yang sudah turun ke jalan.

#Monolog Djarot (Suara Pengantar) yang mengiringi Frame dari detik ke 1 hingga detik ke 20, menyebutkan : “Saudara-saudaraku…..   Seluruh warga Jakarta…..  Waktu sudah semakin mendekat…)

Dari hal ini dapat kita simpulkan, waktu sudah mendekat itu mungkin artinya hari pencoblosan pilkada sudah mendekat.

4.Frame Ketiga dalam Durasi detik ke 20 –detik ke 25, Monolog (Suara) Djarot berkata : “Jadilah bagian dari Pelaku Sejarah ini”. Sampai disini tampak dalam gambar seorang pemuda keturunan Tionghoa  mengenakan Kaos olah raga bertuliskan Indonesia. Pemuda itu tampak sedang dalam pertandingan Even Internasional.

Gambar yang ingin ditonjolkan si Pembuat Video dalam Frame ini adalah : warga turunan Tionghoa adalah warga yang berprestasi dan membawa nama harum bangsa Indonesia dalam bidang olah raga.

5.Frame Keempat (durasi 25”-36”), Suara Djarot menyebut : “Dan akan kita tunjukkan bahwa Negara Pancasila benar-benar hadir di Jakarta”.

Dalam gambar pada durasi tersebut tampak seorang Pemuda dari Indonesia Timur, lalu berganti sosok seorang Pemudi (sepertinya dari Papua) dan berganti lagi seorang  gadis warga tionghoa. 

Kemudian Frame berganti sosok pemuda bertopeng, lalu berganti frame sekelompok masyarakat desa dengan etnis bhineka (bermacam-macam suku).

6.Frame kelima (durasi 37”-58”), Suara Djarot menyebut :”Kita juga akan tunjukkan bahwa bhineka tunggal ika bukan hanya Jargon tetapi sudah membumi di Jakarta”. Dalam Frame ini tampak gambar-gambar slide kebinekaan, pembacaan Proklamasi  dan lainnya.  Tampak juga ada Bom yang sedang dijinakkan seorang Polwan.

Benang merah Frame pertama dengan Frame kelima  adalah Kebinekaan yang ada selama ini dirusak oleh orang-orang Berpeci  (yang mungkin juga yang menaruh Bom yang kemudian mampu dijinakkan oleh Polri).

Opini yang ingin diciptakan oleh Pembuat Video sangat Jelas sampai dengan Detik ke 58, bahwa Pembuat Video terkesan memprovokasi penontonnya agar mereka semua berkesimpulan bahwa Orang-orang berpeci ini sangat jahat. Provokatif, Anarkis dan berniat mengganyang orang china.

7.Frame keenam (Durasi  58”-1.28”). kembali ditampilkan beberapa slide kebhinekaan, dan pada detik ke 1 menit 20 detik hingga 1 menit 28 detik, Nampak Pendekar bulu tangkis Indonesia (warga tionghoa) sedang memenangkan pertandingan.  Terhitung hampir 10 detik video menggambarkan “kehebatan” warga Tionghoa berikut keluarganya yang bersyukur (memiliki nasionalisme tinggi) dan lain sebagainya.

Video ditutup dengan Himbauan (suara) Djarot agar warga DKI bisa memilih dengan baik.

Secara keseluruhan dari Tayangan Video 2 menit itu, gambaran yang ingin ditampilkan oleh Pembuat Video itu adalah Orang-orang berpeci itu yang merusak Kebinekaan yang ada di Jakarta. Mereka benci warga China (Tionghoa) dan ingin mengganyangnya. Sementara Warga Tionghoa sebenarnya sangat berprestasi dengan membawa harum nama Indonesia di dunia Internasional. (total Frame gambar warga Tionghoa mendominasi Video itu, kurang lebih ada 30 detik dari Video 2 Menit itu).

Video ini sangat tendensius dan Provokatif karena melabel semua orang berpeci itu Anti China dan menyimpulkan semua warga Tionghoa adalah warga berprestasi (berjasa) bagi Indonesia.

MUNGKIN dapat disimpulkan pembuat Video ini orang-orang Tionghoa yang ingin menunjukkan “kehebatan” kaum mereka sementara disisi lain mereka melabel orang-orang berpeci sebagai masyarakat yang jahat.  Di titik inilah Kontraproduktifnya Video itu berada.

Setelah video itu dikecam banyak pihak, lalu ada pembelaan dangkal dari Djarot. Dia mengatakan Rekaman Video itu benar dan terjadi pada Tahun 1998.

Tentu saja ini semakin membuat public tidak respek pada Tim Ahok. Apa hubungannya Kerusuhan 98 dengan Pilkada DKI 2017?  Untuk apa menakut-nakuti masyarakat Jakarta dengan Peristiwa tahun 98? Dan Peristiwa 98 itu bukan Kerusuhan Etnis tetapi Demontrasi Besar-besaran terhadap Kepemimpinan Nasional Presiden Soeharto.

Apakah Tim Ahok menganggap Ahok sudah selevel Soeharto sehingga berpotensi menimbulkan kerusuhan massal nasional dengan menampilkan cuplikan video 98?

Sekali lagi Video itu tidak mendidik sama sekali.  Lebih banyak memprovokasi dan melabel orang-orang berpeci tanpa dasar.  Ini bisa menimbulkan ekses yang bisa tidak terkendali.   Dan tidak ada pihak yang akan diuntungkan bila video itu beredar. (syukurlah sudah dihapus oleh Ahok).   

Tim Kreatif Ahok kebablasan dalam membuat kampanye. Dan ini blunder terbesar di minggu terakhir kampanye. Seharusnya mereka tidak mencampur-adukkan kepentingan Pilkada DKI dengan kepentingan politik nasional.

Silahkan saja berkampanye untuk Pilkada DKI tapi ingatlah bahwa Kepentingan Politik Nasional harus dikedepankan. Pilkada DKI itu hanya bagian kecil dari Pesta Demokrasi kita

Salam Kompasiana.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun