Dalam mempelajari periode keemasan di atas dapat diketahui faktor-faktor positif yang membantu untuk menghadirkan peningkatan dan kemajuan dalam sains dan teknologi serta menumbuhkan pemikiran-pemikiran ilmiah yang kreatif dan orisinil. Jika faktor- faktor ini sudah diketahui, maka harus menerapkannya ke situasi masa Kini, agar dapat juga diketahui faktor-faktor penyebab kemunduran dan stagnasi sains dan teknologi Islam.
Keterbelakangan umat Islam dalam sains dan teknologi saat ini menurut Dr. Ahmad Amin hanya karena satu sebab, yaitu terletak pada umat Islam sendiri. Dengan kata lain dalam 7 abad pertama sejarah umat Islam dapat dibanggakan, sedangkan di abad-abad terakhir ini, tidak ada dan/atau belum ada yang dapat dibanggakan perkembangan sains dan teknologi dari umat Islam. Tetapi tetap dan wajib kita banggakan akan agama Islam dan ajarannya itu sendiri. Buktinya meskipun umat Islam termasuk umat yang terbodoh, dan terbelakang, namun agama Islam tetap berkembang ke timur dan ke barat sampai saat ini bahkan telah merambah di pusat pusat perkembangan ilmu seperti di Eropa, Amerika dan JepangÂ
Berbeda dengan Ahmad Amin, Prof. Dr. Abdus Salam dalam Bukunya "Sains dan Dunia Islam" yang diterjemahkan oleh Prof. Dr. Achmad Baiquni, mengatakan bahwa: "pada hemat saya, matinya Kegiatan sains dipersemakmuran Islam itu lebih banyak disebabkan Oleh faktor-faktor internal". Walaupun beliau juga mengatakan bahwa Faktor eksternal juga ikut mempengaruhinya, seperti kehancuran yang Ditimbulkan oleh bangsa Mongol.Â
Sering didengar dari ungkapan cendekiawan muslim maupun Ulama' bahwa penemuan-penemuan ilmiah yang paling mutakhir ada Dan diungkap di dalam al-Qur'an dengan bahasa simbolik atau dengan Bahasa isyarat ilmiah, seperti penemuan teori atom maupun teori Kosmologi. Tetapi fakta yang berbicara bahwa yang menemukan itu Bukan kaum muslimin, akan tetapi orang-orang Barat lah yang Menemukannya. Kaum muslimin baru sadar bahwa prinsip ilmu itu ada di dalam al-Qur'an, setelah ilmu itu dikemukakan oleh orang non Muslim. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kaum muslimin Senantiasa tertinggal dalam perkembangan sains dan teknologi dan Datang terlambat menafsirkan kebenaran ilmu yang sudah tersirat dan Tersurat di dalam al-Qur'an.
Dengan mengikuti paparan di atas dapat diketahui bahwa ada Beberapa hal yang mungkin menjadi sebab kemunduran atau kesuraman sains dan teknologi Islam pada masa sekarang ini, Sebagaimana pendapat Abdus Salam yang dikutip oleh Muhammad Ansorudin Sidik sebagai berikut :
a)Generasi ilmuwan terdahulu kurang mempersiapkan generasi Berikutnya untuk mengkondisikan suasana ilmiah sebagai Bagian dari kehidupan umat.
b)Generasi berikutnya merasa cepat puas terhadap hasil dari Ilmuwan-ilmuwan terdahulu, tanpa berusaha menciptakan Inovasi yang baru.
c)Para penguasa di Negara-negara Islam kurang mendukung Perkembangan sains dan teknologi, sehingga suasana Perkembangan sains dan teknologi di kalangan muslimin Menjadi kering.Â
Demikian sekedar gambaran tentang perkembangan sains dan Teknologi khususnya di dunia Islam, baik pada masa kemajuan Maupun masa kemundurannya.Â
D.Sains dan teknologi dalam perspektif Al Qur'an
Sains berasal dari bahasa Inggris "science" yang berarti ilmu pengetahuan antara lain meliputi astronomi, politik, fisika, psikologi, matematika, ekonomi, kimia, arsitektur, sosiologi, kedokteran, sejarah, antropologi, biologi, arkeologi, pertanian, dan sebagainya. Sedang teknologi berasal dari bahasa Inggris "technology" yang dapat diartikan sebagai penerapan ilmu khususnya ilmu eksakta. Manusia memiliki naluri untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan. Ada dua keinginan manusia yang tidak akan pernah puas, yaitu keinginan menuntut ilmu dan keinginan menuntut harta, tahta, dan perhiasan hidup. Hal ini dapat menjadi pemicu bagi manusia untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknolgi dengan melakukan proses berpikir dan berdzikir serta memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepada manusia. Karena itu, kita tidak mampu membendung laju ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami kemajuan dan kemutakhiran.Â