Oleh : Lusi Rahmania
A. Pengertian Nuzulul Qur`an
 Nuzulul Qur'an adalah gabungan kata antara "nuzul" dan "Al-Qur'an" yang berarti turunnya Al-Qur'an. Kata Nuzul memiliki beberapa pengertian. Menurut Ibn Faris, kata Nuzul berarti hubuth syay wa wuqu 'uh, turun dan jatuhnya sesuatu. Sedang menurut al- Raghib al-Isfahaniy, kata nuzul berarti meluncur atau turun dari atas ke bawah.
 Namun, dalam konteks ini, penggunaan kata nuzul dalam istilah nuzulul Qur`an (turunnya Al-Qur`an) tidak dapat kita pahami maknanya secara harfiah, yaitu menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, karena Al-Qur'an bukanlah entitas fisik atau materi. Melainkan, istilah "nuzulul Qur'an" merujuk pada pengertian majazi, yakni penyampaian wahyu dari alam gaib ke alam nyata kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril AS.
B. Perbedaan antara Tanzil dan Inzal
 Kedua kata baik inzal dan tanzil diambil dari akar kata yang sama yaitu . Keduanya mengandung arti muta'addi yang berarti menurunkan. Namun menurut fiqhu al-Lughah keduanya mengandung perbedaan. Raghib al-Ashfahani dalam kitabnya menyatakan bahwa kata inzal dan tanzil dalam konteks penurunan Al-Qur`an mempunyai pengertian yang berbeda, karena kata tanzil mengandung arti pertahapan sedangkan inzal mengandung arti umum.
 Menurut Shahrur, konsep inzal dan tanzil pertama-tama harus dipahami sebagai "pemindahan objek". Perbedaannya terletak pada gagasan tanzil yang mengacu pada pemindahan obyek yang terjadi secara objektif di luar pengetahuan manusia, sementara inzal, menurut Shahrur, dipahami sebagai pemindahan obyek yang dapat dimengerti oleh manusia atau dalam wilayah pengetahuan mereka.
 Sementara itu, terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama mengenai pengertian inzal dan tanzil. Menurut Sayyid Quthb dalam kitab Tafsir "Fi Zhilal al-Qur'an," yang menukil pendapat Raghib al-Asfahani menyatakan bahwa istilah "tanzil" digunakan secara khusus untuk menggambarkan proses penurunan al-Qur'an pada tahap kedua, yaitu dari Bait al-'Izzah kepada Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun secara bertahap. Sedangkan kata "inzal" digunakan untuk merujuk pada tahap pertama penurunan al-Qur'an, yakni penurunan dari Lauh Mahfuzh ke Bait al-'Izzah. Ini berarti bahwa istilah "inzal" memiliki cakupan yang lebih luas daripada "tanzil."
 Sejalan dengan perspektif yang disebutkan sebelumnya, al-Maraghi dalam "Tafsir Al-Maraghi" menjelaskan makna inzal dan tanzil. Al-Maraghi menginterpretasikan inzal sebagai proses penurunan wahyu. Istilah inzal ini digunakan untuk mengindikasikan bahwa Malaikat Jibril turun kepada Nabi Muhammad SAW. agar Nabi dapat menyampaikan wahyu tersebut kepada seluruh umat manusia.
 Sedangkan makna tanzil menurut Al-Maraghi, artinya turunnya ayat al-Qur'an secara terpisah. Ini berarti bahwa al-Qur'an disampaikan secara bertahap, dimulai dengan penurunan pertama pada malam Lailat al-Qadr di bulan Ramadhan, dan kemudian diturunkan secara berangsur-angsur dalam rentang waktu 23 tahun, seiring dengan peristiwa-peristiwa yang relevan dengan setiap ayatnya.
 Demikian juga M. Quraish Shihab berpendapat dalam kitab tafsirnya bahwa inzal dan tanzil berarti menurunkan. istilah "turun" dapat berkaitan dengan hal yang bersifat fisik atau material, seperti pemindahan dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah dan juga menyangkut immaterial ketika itu bermakna dari sumber yang lebih tinggi ke arah yang lebih rendah.