Desember, telah lama aku menunggumu.
Dalam hening dan dalam langkah yang tak pernah kutahu kapan akan bermuara.
Seperti detak jantung yang setia berdetak dan jika detaknya tak ada;
maka itulah kematian. Tapi aku yakin jika itu bukan akhir dari langkahku
Selalu seperti itu.
Seperti kisah Desember lalu, datang dan pergi.
Hanya pedih yang membekas. Merayap perlahan;
Mengiris dan menusuk dalam.
Dan aku tak pernah bisa berbuat apa-apa selain menikmatinya.
Dengan begitu, mungkin aku akan terbiasa.
Desember, tikamlah lebih dalam lagi agar aku tak lagi mampu membedakan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!