Mohon tunggu...
Ian Danarko
Ian Danarko Mohon Tunggu... -

Buruh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Wanita Karir dan Menjadi Ibu Bagi Keluarga

9 Februari 2016   13:58 Diperbarui: 9 Februari 2016   14:26 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini gelombang feminisme mulai tersebar di masyarakat terutama di masyarakat perkotaan di negara2 maju dan berkembang, seperti yang kita ketahui beberapa waktu yang lalu di negara2 eropa dan amerika telah terjadi demo yang mengusung tuntutan sosial bahwa wanita juga memiliki posisi yang sederajat/sama dengan laki2,pemikiran feminisme ini membawa sebuah ide bahwa seorang wanita juga memiliki hak yang sama seperti laki-laki di bidang sosial, politik, ekonomi dll.

Pemikiran ini akhirnya memberikan implikasi bahwa yang dianggap baik bagi seorang perempuan modern adalah dia harus memiliki kesamaan derajat terhadap laki-laki di bidang sosial,politik,ekonomi dll. Seorang wanita modern Tidak Boleh terjebak pada aturan tradisi yang sifatnya cenderung patriarki seperti perempuan harus selalu menurut pada suami, perempuan harus berada di rumah, perempuan harus mengurus anak dsb. Yang baik adalah perempuan harus memiliki kemandirian secara ekonomi,politik,dan sosial. Dan sebagai salah satu bentuk kemandirian ekonomi seorang wanita modern haruslah menjadi wanita karir yang sukses dalam karirnya.

Masyarakat mengindikasikan wanita karir dengan seorang wanita yang memiliki penghasilan sendiri dari pekerjaan yang dia tekuni,wanita tersebut bisa mengaktuskan potensi minat dan bakat yang dimilikinya, dan yang terakhir wanita karir tidak boleh terjebak pada aturan2 tradisional yang mengatakan bahwa wanita tidak boleh keluar rumah,harus patuh terhadap suami,mengurus anak, mengurus rumah dll. Wanita2 yang terikat pada aturan tersebut dianggap sebagai wanita yang tidak modern dan tertinggal oleh perkembangan zaman.

Sehingga benarkah menjadi wanita karir memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada menjadi seorang ibu yang katanya hanya sekedar mengurus keluarganya di rumah?

Benarkah ketika kita menjadi wanita karir kita tidak bisa menjadi ibu yang baik bagi keluarga kita  ?

Penjelasan

Untuk jawaban rumusan masalah yang pertama,menurut pendapat penulis ketika seorang wanita menjadi wanita karir memiliki banyak sisi positif antara lain :

1. mampu meningkatkan kemandirian

2. mampu membantu meningkatkan perekonomian keluarga

3. mampu meningkatkan kreatifitas diri

4. sebagai bentuk pengaktusan dari minat dan bakat yang dimiliki

5. sebagai bentuk peran/kontribusi di masyarakat secara langsung

Tapi menurut penulis peran seorang wanita sebagai ibu yang membantu mengurus keluarganya di rumah juga tidak kalah penting alasannya adalah

1. karena ibu adalah orang yang melahirkan calon2 pemimpin

2. karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak2nya

3. karena ibu adalah orang yang mendidik dan melatih calon2 pemimpin umat

4. karena ibu adalah sosok wanita dibalik keberhasilan suami dan anak2nya

Demikianlah begitu besar peran seorang ibu bagi keluarganya dan masyarakatnya, sehingga nilai peran seorang ibu tidak kalah tinggi jika dibandingkan dengan peran wanita karir

Untuk rumusan masalah yang kedua, Benarkah dengan menjadi wanita karir kita tidak bisa menjadi ibu yang baik bagi keluarga kita?

menurut pendapat penulis jika seorang wanita memiliki idealisme yang tinggi dan kemauan untuk memanagement diri dan keluarganya,permasalahan dilematis antara menjadi wanita karir dan menjadi ibu bagi keluarga tidak akan menjadi sebuah masalah,suatu contoh penulis mencoba mengangkat sejarah hidup Ustadzah Yoyoh Yusroh beliau adalah seorang politisi senior Partai Keadilan Sejahtera. Beliau lahir di Tangerang pada 14 November 1962. Ia menikah dengan Budi Dharmawan dan dikaruniani 13 orang anak,sekilas profil beliau sebagai berikut :

Pendidikan

· Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jumrudi II - 1972.

· Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Pertama Tangerang - 1976.

· Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Atas Pondok Pinang, Jakarta - 1979.

· IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - 1982.

Pekerjaan

· Guru Agama SMU Bahagia 1983-1984.

· Wakil Direktur Taman Quran Robbi Rodhiya 1991.

· Dosen Lembaga Studi Islam Al Hikmah 1997.

· Dosen Institut Pemberdayaan Perempuan 2001.

· Dosen Pendidik Guru TK Islam Nurul Fikri 2003.

· Pembimbing Biro Perjalanan Haji PT. Madani.

· Penerjemah Biro Hubungan Luar Negeri Dewan Dakwah Pusat.

· Anggota DPR RI Komisi VIII 2004-2009.

· Anggota DPR RI Komisi I 2009-2014.

Pengalaman Organisasi

· Pelajar Islam Indonesia 1980-1984.

· Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia 1979-1980.

· Korps Mubaligh Jakarta 1982-1984.

· Ketua Yayasan Ibu Harapan.

· Badan Kontak Majelis Ta’lim.

· Pendiri Persaudaraan Muslimah 2000.

· Ketua Umum I Internasional Muslim Woman Union.

· Ketua Departemen Kewanitaan Partai Keadilan (PK) 1998-2000.

· Anggota Majelis Pertimbangan Pusat Partai Keadilan (PK).

Aktivitas Politik

Ia merupakan salah satu dari 5 wanita di antara 50 pendiri Partai Keadilan (PK) yang sekarang menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Di awal, ia menjadi Ketua Departemen Kewanitaan PK perdana selama satu tahun. Kemudian, ia mengundurkan diri dan menjadi anggota Majelis Pertimbangan Partai.[4] Ia merupakan anggota DPR RI dari tahun 2004 hingga wafatnya beliau.Pada peridode pertama (2004-2009), ia  ditempatkan di Komisi VIII DPR RI. Sedangkan, di periode kedua (2009-2011) ia ditempatkan di Komisi I DPR RI hingga ia meninggal dunia.

Penghargaan

· International Moslem Woman Union 2000.

· International Moslem Woman Union 2003.

· Mubaligh Nasional dari Departemen Agama 2001

Melihat sekilah profil Ustadzah Yoyoh Yusroh terlepas beliau dari partai dan golongan mana,tidak bisa kita pungkiri beliu di masa mudanya adalah seorang aktivis sosial keagamaan dan politik yang cukup getol dalam menyuarakan dakwah islam,apalagi beliau juga pernah mendapatkan amanah untuk menjadi anggota DPR RI komisi I ,yang membidangi pertahanan, luar negeri, dan informasi. Kemudian beliau juga pernah ditempatkan di komisi VIII yang membidangi agama, sosial dan pemberdayaan perempuan.Beliau juga pernah mendapatkan penghargaan di level internasional yaitu International Moslem Woman Union pada tahun 2000 dan 2003 yaitu sebuah ajang bergengsi yang memberikan penghargaan kepada wanita-wanita muslim yang memiliki karya yang besar bagi masyarakatnya.Dan semua ini adalah sebuah capaian yang cukup membanggakan.

Tapi dibalik semua keberhasilannya di dunia karir,ibu Yoyoh juga adalah seorang ibu yang baik bagi keluarganya,meskipun memiliki banyak kegiatan di luar bahkan asisten pribadinya mengatakan sehari-hari bu yoyoh bekerja selama 19 jam setiap hari dan tidur hanya 5 jam saja,meskipun demikian bu Yoyoh tetap mampu mendidik anak2nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah.

1. Putra sulungnya lahir pada 20 Desember 1985. Diberi nama Ahmad Umar Al Faruq.Yang paling bungsu sekarang umur 8 tahun.

2. Anak kedua A Izza Jundana,jago Bahasa Inggris.kuliah di International University, Sarajevo,Bosnia

3. Putri ketiga, Asmah Karimah, kuliah di Fakultas Pertanian UGM.Asma karima juga dikenal jago bahasa Inggris Kabarnya Bunda wafat usai datang ke wisuda mbak Asmah ini.

4. Putra keempat, Huda Robbani lahir Oktober 1990. Mas Huda ini jago renang.

5. Putra kelima, Shalahuddin Al Ayubi, Seperti nama panglima Islam.. Dia lahir 13 April 1992.

6. Putra keenam sampai kedelapan menimba ilmu di pesantren. Masing-masing Jakfar Athoyar (lahir Maret 1993) di Gontor

7. Salma Salimah lahir April 1994, nyantri di Ponpes Assyifa, Subang Jawa Barat.

8. Lalu, Muhammad Ayyasy lahir 13 April 1996 di Ponpes Al Hikmah. "Alhamdulillah, Ayyasy ini sudah hafal Quran 30 juz,”

9. Putra kesembilan Walid Ghazin, lahir Juli 1997. Putra kesepuluh Adil Gholib lahir September 1998.

10. Putra kesebelas Abdulah Aminuddin, lahir 16 Januari 2000. Putri kedua belas Helma Hamimah lahir Juli 2001.

Dan yang lebih mengagumkan putra putri Ustadzah Yoyoh Yusroh ini semua adalah seorang hafidz  Al quran

Demikianlah sedikit cerita yang semoga bisa menjadi bukti dan inspirasi bahwa ketika seseorang ingin menjadi wanita karir,wanita tersebut  juga tetap bisa menjadi seorang ibu yang baik  bagi keluarganya.sehingga dua peran ini tidak senantiasa diposisikan saling bertentangan tapi dua peran ini sama2 bisa optimal tanpa harus meninggalkan salah satunya,yaitu kita tetap bisa menjadi wanita karir yang berhasil sekaligus menjadi ibu yang baik bagi keluarga kita

Harapan penulis semoga tulisan ini bisa menjadi sedikit sumbang saran bagi muslimah yg sedang dilanda dilema antara menjadi wanita karir guna mengejar cita2 atau menjadi ibu bagi keluarga

Penulis menyadari tulisan ini masih ada banyak kekurangan di sana-sini,saran,kritik dan evaluasi  sangat diharapkan guna memperbaiki tulisan ini lebih baik lagi kedepannya. Akhir Kata sebaik-baik manusia adalah yang mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakatnya

 

Oleh : ID

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun