Mohon tunggu...
Humaniora

Etnosentrisme dan Pencegahannya dalam Lingkup Komunikasi Lintas Budaya dan Kehidupan Sehari-Hari

6 Februari 2016   23:53 Diperbarui: 7 Februari 2016   00:07 3971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seperti yang kita tahu, Indonesia terdiri dari macam-macam pulau di dalamnya, dan setiap pulau tersebut memiliki budayanya masing-masing, yang berbeda satu dengan yang lain, menurut saya, hal seperti ini sangat bagus. Akan tetapi bisa juga memunculkan hal-hal negative di dalamnya, maka dari itu saya mengangkat tema “ETNOSENTRISME DALAM RUANG LINGKUP KEHIDUPAN”

 DEFINISI ETNOSENTRISME

Menurut Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Berdasarkan definisi ini etnosentrisme tidak selalu negatif sebagimana umumnya dipahami. Etnosentrisme dalam hal tertentu juga merupakan sesuatu yang positif.

PENYEBAB MUNCULNYA ETNOSENTRISME

Penyebab munculnya masalah Etnosentrisme khususnya di Indonesia adalah pluralitas bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari suku, ras , dan agama, pluralitas masyrakat Indonesia ini tentu melahirkan berbagai persoalan, setiap suku, ras, dan agama berusaha untuk memperoleh kekuasaan dan menguasai yang lain, karna hal inilah yang sering memunculkan persoalan-persoalan di daerah tersebut.

Etnosentrisme juga memiliki 2 tipe yang satu sama lain saling berlawanan yaitu etnosentrisme fleksible dan etnosentrisme infleksible

Etnosentrisme fleksibel

Seseorang yang memiliki Etnosentrisme Fleksibel adalah, orang yang dapat memberikan presepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas di dasarkan dari sudut pandang budayanya sendiri, dan melihat atau menafsirkan perilaku seseorang berdasarkan latar belakang budayanya sendiri.

 

Etnosentrisme infleksibel

Seseorang yang tidak memiliki kemampuan untuk keluar dari sudut pandang budayanya sendiri ketika menilai budaya orang lain, menganggap bahwa budayanyalah yang paling benar di antara budaya-budaya yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun