Mohon tunggu...
Ian Ardyanto
Ian Ardyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Netizen, Media dan Ketidaksopanan

26 April 2021   17:02 Diperbarui: 26 April 2021   17:43 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut, data UNESCO minat baca masyarakat Indonesia sangat menyedihkan hanya 0,001% artinya dari 1000 orang Indonesia cuma 1 orang yang rajin membaca. Rendahnya minat baca membuat masyarakat mudah menangkap berita-berita hoaks tanpa disaring terlebih dahulu. 

Dari hal tersebut, media seharusnya bisa membuat masyarakat semakin cerdas sekaligus mampu mengungkap banyak kasus penyimpangan yang dilakukan penyelenggara pemerintah. Sebaliknya, masyarakat bisa makin bingung, karena media hanya mengejar target ekonomi. 

Jika, mengacu kepada UU no 40 tahun 1999 tentang Pers maka fungsi yang harus dimainkan media adalah sebagai penyebar informasi, pendidik, hiburan dan kontrol sosial. Jika fungsi-fungsi ini tidak dijalankan oleh media bisa jadi kehadirannya tidak memberikan dampak positif dalam pers Indonesia.

Ketidaksopanan

Indonesia merupakan negara dengan pengguna internet yang mencapai 202,6 juta jiwa pada tahun 2021 dan jumlah ini meningkat sekitar 15,5 persen dibandingkan tahun 2020. Hal tersebut bisa menjadi dampak positif dan dampak negatif pada masyarakat. Baru-baru ini netizen Indonesia kembali mendapat sorotan dari dunia, karena menyerang pasangan gay yang menikah di Thailand. Tak hanya menyerang dengan hujatan, netizen juga mengancam mati pasangan tersebut dan menyebut pernikahan mereka akan membuat dunia kiamat. Selain itu, ada Reemar Martin seleb TikTok asal Filipina yang diserang oleh netizen perempuan Indonesia, karena terlalu cantik dan membuat pria Indonesia mengidolakannya. 

Ada juga, kasus dari olahraga Catur yang membuat heboh masyarakat Indonesia yaitu Kasus Dewa Kipas melawan GothamChess. Dewa Kipas dituduh melakukan tindak kecurangan dengan menggunakan program ilegal oleh GothamChess dan melaporkannya di platform Chess.com. Hal tersebut membuat netizen Indonesia emosi dan menyerang semua akun media sosial dari GothamChess sehingga kolom komentarnya dinonaktifkan. Karena, banyak netizen yang melontarkan kata-kata kasar dan umpatan. Hal tersebut membuktikan bahwa netizen Indonesia paling tidak sopan se-Asia Tenggara, sesuai dalam riset yang dirilis Microsoft dalam laporan Digital Civility Index (DCI) 2020.

Nah, ketidaksopanan netizen dalam menggunakan media sosial tidak bisa disalah sepihak. Media harus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat. Bagaimana netizen bisa sopan dan tidak masuk ke dalam ranah pribadi, kalau medianya saja juga mencari-cari berita di ranah pribadi seseorang.

Ian Ardyanto, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Penulis bisa dihubungi melalui Twitter: @ian_ardyanto dan Instagram @ianardyantoo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun