Mohon tunggu...
Ilda Karwayu
Ilda Karwayu Mohon Tunggu... -

freelancer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tunggu Kami, Ibu

3 Februari 2012   04:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:07 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu, tunggu kami di seberang

Di seberang ibu menunggu dengan senyuman cinta

Hati-hati kami menjemput senyumnya

Tak sampai hati kami tenggelamkan senyummu, Ibu

Kami disini

jika harus tenggelam, biarlah

kami tak gentar tuk lewati arus

bentang beratus-ratus meter kami tak peduli

kami rindu petuahmu

kami impikan pribadi luhurmu tiap malam

kami tak letih dengan ketukan-ketukanmu di papan reyot itu

saat subuh bersiap menyapa mentari, semangat kami telah lebih dulu bersinar

kami kalahkan sang mentari milik Tuhan

demi cita-cita kami menggenggam dunia

lepas sepatu

lepas kaus kaki, tak semua berkaus kaki

siapkan do’a dan restu raja dan ratu kami

mari gapai dunia

tunggu kami, Ibu

langkah awal tiap subuh tak lagi kami rasa

deras arus yang dingin menusuk tulang, ah, kami lebih kuat!

Riang senyum melangkahi arus pemisah kami

Ibu, hanya senyum inilah umpan jembatan hati kami

Tunggu kami, Ibu

Ibu guru, tunggu kami!

Senyum kalahkan tangis

Tawa kalahkan takut

Deras air tak ubahnya genangan sehabis hujan

Tunggu kami, Ibu

Ibu, kelak, takkan kami biarkan manusia baru mengikuti langkah kami

Tidak lagi lepas sepatu

Tidak lagi lepas kaus kaki, tak semua berkaus kaki

Tetap tunggu kami, Ibu

Raih tangan kami dengan tutur senyummu dan bentuklah kami dengan ketukan cinta yang luhur!

Agar kami tak bertopeng lagi nanti

Agar manusia baru kami tak rasa palsu dengan deras ini

Agar mereka tak lagi payah ‘tuk kau tunggu seperti kami

Tunggu kami sebentar lagi, Ibu

Erat genggaman tangan kami akan mengangkap uluran tanganmu

Do’akan kami, Ibu

Kuatkan kami, Tuhan

Beri kami kaki Tuhan

Agar tak satu dari kami sempat jatuh dan membuat Ibu tenggelamkan senyumnya

Agar Ibu guru tak teteskan air mata sia-sia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun