Justru Shin Tae-yong, sebagai pelatih Timnas dengan gaji fantastis (USD 1 juta per tahun, atau setara Rp 1,1 miliar per bulan, plus tunjangan kendaraan dan apartemen), bertanggung jawab untuk mencari solusi dan membawa tim ke arah yang lebih baik.Â
Tugasnya sudah jelas, dan dia dibayar mahal untuk itu.
Indonesia memang membutuhkan lebih banyak orang seperti Shin Tae-yong dan Bung Towel (serta mungkin Coach Justin). Mereka sama-sama memiliki peran penting dalam memajukan sepak bola Indonesia.
Shin Tae-yong adalah pelatih yang memiliki visi dan misi yang jelas untuk membawa Timnas Indonesia ke level yang lebih tinggi. Bung Towel adalah pengamat sepak bola yang kritis dan objektif.Â
Dia tidak segan-segan melontarkan kritik pedas untuk membangun dan mendorong PSSI dan Shin Tae-yong untuk melakukan perbaikan.
Kedua figur ini, meskipun berbeda dalam pendekatannya, sama-sama memiliki tujuan yang sama: membawa sepak bola Indonesia ke level yang lebih tinggi.
Maka kita butuh akal sehat, fikiran yang jernih, bukan perundungan, atau fanatisme berlebihan untuk melihat keduanya. Seperti yang dikatakan Ade Armando, 'dengan akal sehat, bangsa ini akan selamat.'
Jika sudah begitu, saya meminjam filsafat dialektika Hegel untuk melihat Shin Tae-yong sebagai tesis, Bung Towel adalah antitesis, dan bangsa Indonesia dengan kehebatan sepak bolanya adalah sintesisnya.
Untuk menutup tulisan ini, saya ucapkan selamat untuk Timnas U23 Indonesia lolos ke babak semifinal atau empat besar Piala Asia U23 2024.Â
Kita telah mencetak sejarah, tugas selanjutnya seperti kata Bung Towel, kita 'enggak boleh ahistoris'. Sesungguhnya itulah pekerjaan yang paling berat [mhg].