Seperti yang sudah dijelaskan di awal, tidak ada karya kreatif yang bisa memuaskan semua orang. Jangankan karya kita, bahkan kitab suci yang dari Tuhan sekalipun tidak semua orang menyukainya.Â
Kembali seperti kata Iqbal di awal, kalau tidak ingin tulisanmu dikritik, dibuli, ya jangan menulis.
Hal ini diakui oleh Iqbal sendiri. Dalam buku Lelaki Sunni Di Kota Syi‘ah: Kisah Perjalanan Ziarah Arbain Dari Najaf Hingga Karbala, ia tidak peduli jika isu syiah yang diangkatnya bisa menjadi bumerang, termasuk untuk pekerjaannya.Â
Ia tetap menulis sebaik mungkin, dan tak pelak, dalam masa pre-order saja buku ini terjual hampir 1000 eksemplar, sebuah penjualan cukup fantastis di dunia di mana orang tidak terlalu peduli dengan buku.
Ambillah kritikan yang menurutmu bisa membantumu berkembang dan meningkatkan kualitas karyamu. Sebaliknya, abaikan kritikan yang berniat menjatuhkan dan tidak memberikan masukan yang bermanfaat.
Last but not least, sekali lagi, selalu ingat bahwa kritik dan komentar negatif adalah bagian tak terelakkan dalam dunia kreatif. Anggaplah itu sebagai masukan untuk membantumu menjadi Kompasianer yang semangatnya tak pernah pudur.
Saya sendiri yakin tidak semua Kompasianer setuju dengan apa yang saya tulis ini [mhg].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H