Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Travel Writer

Lahir di Aceh, Terinspirasi untuk Menjelajahi Indonesia dan Berbagi Cerita Melalui Karya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

14 Februari 2024: Antara Valentine dan Pesta Demokrasi - Perangi Politik Uang, Wujudkan Pemilu Bermartabat!

4 Februari 2024   15:24 Diperbarui: 4 Februari 2024   15:26 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah pengunjung terlihat antusias menuliskan harapan mereka untuk Pemilu 2024. Foto: Gardu Pemilu/dok. pri

Tanggal 14 Februari identik dengan Hari Valentine, momen spesial bagi banyak orang untuk menunjukkan kasih sayang. Bagi anak muda, mungkin ini saatnya bertukar coklat atau sekadar merayakan cinta monyet. 

Di balik momen romantis tersebut, tanggal 14 Februari 2024 juga memiliki makna krusial bagi bangsa Indonesia: Pemilihan Umum (Pemilu). 

Bukan hanya sekadar memilih presiden dan wakil rakyat, Pemilu merupakan ajang menentukan arah bangsa lima tahun ke depan. Di momen ini, kekuatan dan suara rakyat memegang peranan penting.

Di tengah gejolak muda-mudi yang dilanda pertengkaran cinta dan ancaman putus itu, ironisnya, disaat yang bersamaan, Pemilu 2024 dibayangi berbagai masalah seperti kecurangan, politik uang, apatisme masyarakat, dan kurangnya pengawasan.

Situasi ini kian kompleks karena data menunjukkan bahwa pemilih pemula (first-time voters) yang masih labil, bagaikan cinta monyet, akan mendominasi Pemilu 2024.

Inilah mengapa gerakan sipil seperti Gardu Jalanan, yang diinisiasi Jaringan GUSDURian, hadir di berbagai kota guna menjembatani dan mengajak masyarakat menjadi aktor yang proaktif dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas, jujur, adil, damai, dan bermartabat.

Di Yogyakarta, Gardu Jalanan diselenggarakan di depan Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, pada Minggu (4/2), kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sipil sebagai pemilih yang berkualitas.

Mengapa Kita Harus Peduli Pemilu 2024?

Pertanyaan ini mungkin terbersit di benak sebagian orang. Bukankah tugas Pemilu hanya di tangan KPU dan Bawaslu? Jawabannya, TIDAK. Demokrasi sehat membutuhkan partisipasi aktif masyarakat.

Kita tidak dapat sekadar bersikap sebagai penonton pasif dan menyalahkan ketika hasil Pemilu tidak memenuhi harapan, atau hanya terlibat saat menjelang tanggal pencoblosan. Sejak jauh sebelumnya, kita perlu memiliki kesadaran penuh akan situasi ini.

Hamada Hafidzu, penggerak Gusdurian Yogyakarta dan salah satu inisiator Gardu Jalanan, menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga pesta demokrasi. 

Menurutnya, Gardu Jalanan hadir untuk mengajak masyarakat sipil aktif menyuarakan pemilu yang jujur, adil, damai, dan bermartabat. 

Masyarakat adalah elemen fundamental dalam demokrasi. Suara dan partisipasi mereka menentukan arah bangsa. Dalam konteks Pemilu 2024.

"Pemilu bukan hanya milik partai politik, tapi pesta demokrasi yang membutuhkan keterlibatan masyarakat sipil untuk menjaga agar tidak terjadi pelanggaran."

Ia menambahkan bahwa selama ini rakyat hanya dianggap sebagai pemilih yang suaranya diincar oleh partai atau penguasa. Oleh karena itu, Gardu Jalanan ingin menyuarakan kekuatan rakyat. 

Salah satu bentuknya adalah dengan mendorong masyarakat untuk melaporkan pelanggaran pemilu melalui platform Gardu.net.

“Gardu.net merupakan platform yang digagas GUSDURian untuk melaporkan pelanggaran pemilu. Selain itu, masyarakat juga bisa melapor melalui platform KPU dan Bawaslu,” imbuh Hafidzu.

Menolak Politik Uang Demi Masa Depan yang Bermartabat

Firda Ainun, anggota tim Gardu Pemilu Yogyakarta, yang turut hadir dalam kegiatan Gardu Jalanan, menyuarakan penolakan tegas terhadap politik uang. 

Menurutnya, menerima politik uang sama dengan menggadaikan masa depan bangsa demi keuntungan sesaat.

"Masa depan kita tidak bisa digadaikan hanya dengan uang lima puluh ribu atau seratus ribu yang kita dapat," tegas Ainun.

Antusiasme Masyarakat Menyambut Gardu Jalanan

Gardu Jalanan, sebuah gerakan yang mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas, sukses menarik perhatian masyarakat Yogyakarta. 

Berbagai kegiatan menarik diadakan untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam menciptakan Pemilu 2024 yang jujur, adil, damai, dan bermartabat. 

Salah satu kegiatan utama Gardu Jalanan adalah mengajak masyarakat untuk menandatangani petisi Suara Rakyat. Petisi ini merupakan simbol komitmen masyarakat untuk mendukung pemilu yang bersih dan bermartabat. 

Selain itu, masyarakat juga dapat menuliskan harapan mereka untuk Pemilu 2024 di spanduk yang disediakan atau melalui scan barcode.

Suasana di Gardu Jalanan semakin meriah dengan pentas musik dan orasi yang diadakan oleh penggerak GUSDURian Yogyakarta.

Salah satu pengunjung dalam kegiatan Gardu Jalanan. Foto: Gardu Pemilu/dok. pri
Salah satu pengunjung dalam kegiatan Gardu Jalanan. Foto: Gardu Pemilu/dok. pri

Antusiasme masyarakat dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas, jujur, adil, damai, dan bermartabat.  Terlihat dari banyaknya tanda tangan di banner dan keramaian di stand UMKM yang disediakan. 

Banyak pengunjung yang mengungkapkan harapan mereka untuk Pemilu 2024 yang berjalan dengan adil dan tanpa kecurangan. 

"Pemilu bisa adil, tanpa kecurangan! Hasil yang didapatkan benar-benar suara dari masyarakat, tidak ada manipulasi," kata Andin Fahima, salah satu pengunjung. "Jika ada hal-hal yang tidak diinginkan, harus diselesaikan dengan baik dan profesional dengan prinsip keadilan," timpal Antika Hidayati, pengunjung lainnya [mhg].  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun