Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Travel Writer

Lahir di Aceh, Terinspirasi untuk Menjelajahi Indonesia dan Berbagi Cerita Melalui Karya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kelas Penggerak Gusdurian: Menjadi Pendengar yang Baik dan Menebarkan Nilai-nilai Gus Dur

30 Oktober 2023   15:26 Diperbarui: 30 Oktober 2023   17:44 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luthfi Maulida, fasilitator Kelas Penggerak Gusdurian. Foto: Tim Dok. KPG

Sekali lagi, bagi para Gusdurian, Gus Dur bukanlah seorang 'wali' atau orang suci seperti nabi tanpa cela. Gus Dur adalah kata kerja, sehingga siapa pun bisa bekerja untuk menebarkan nilai-nilai Gus Dur. 

Gus Dur adalah 'democracy on the spot,' dibuktikan dengan Gus Dur selalu 'mendengarkan' sebelum mengambil keputusan.

Menjadi pendengar yang baik bukanlah pekerjaan yang mudah, karena sejak kecil kita selalu diajarkan untuk menjadi pembicara terbaik dan mempengaruhi orang lain. Namun, jarang sekali kita diajarkan atau belajar untuk mendengarkan. 

"Kita hanya perlu satu jam untuk belajar berbicara, tapi butuh waktu bertahun-tahun untuk belajar mendengarkan," kata Rofqil Bazikh, salah satu peserta KPG.

Hari pertama kelas ini langsung mengubah cara pandang saya terhadap banyak hal. Saya setuju dengan Rofqil, memang mendengarkan adalah hal yang sangat menantang. Itulah sebabnya, di hari kedua dan ketiga kelas, saya belajar untuk tidak banyak berbicara, hanya mendengarkan dan menyimak.

Jika kita jarang mendengarkan, hal itu akan mempengaruhi cara pandang kita dalam banyak hal, bahkan ketika kita mengambil keputusan. 

Dalam kelas ini, fasilitator juga memperkenalkan konsep tiga suara batin yang diperkenalkan oleh Otto C. Scharmer dalam bukunya Theory U. Perilaku seseorang dalam hidupnya dipengaruhi oleh tiga suara batin: Suara Penghakiman (Voice of Judgment, VoJ), Suara Sinisme (Voice of Cynicism, VoC), dan Suara Ketakutan (Voice of Fear, VoF).

VoJ menutup pikiran kita dengan menghakimi informasi baru, ide baru, dan relasi baru. Ketika kita menemukan informasi baru, kita langsung menghakiminya tanpa mencoba untuk mendengarkan terlebih dahulu, terutama jika informasi tersebut berasal dari luar circle kita.

VoC merusak mindset kita dengan bersikap sinis terhadap perkataan, tindakan, hasil proses, dan bahkan niat orang lain, akibatnya kita tidak mau mendengarkan orang lain.

Sementara VoF memperkecil kemauan kita untuk melangkah lebih jauh, membuat kita takut untuk mengambil tindakan karena kita terbiasa menghakimi dan bersikap sinis terhadap orang lain. 

Hal ini, pada gilirannya, menghalangi kita untuk melangkah maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun