Menulis bukan hanya untuk mendapatkan penghargaan finansial, tetapi juga untuk menyampaikan gagasan, inspirasi, dan cerita kepada orang lain.Â
Saya percaya bahwa setiap kata yang saya tulis memiliki potensi untuk memberikan dampak positif pada Kompasianer, bahkan jika itu hanya satu orang saja.
Lebih dari itu, menulis adalah salah satu metode self-therapy, orang kota sering menyebutnya sebagai healing, meskipun awalnya kata ini kerap digunakan dalam rangka penyembuhan gangguan kejiwaan.Â
Namun, dalam dunia yang dipenuhi disrupsi, jiwa kita, termasuk saya, sering terganggu. Karena itu, menulis adalah salah satu cara untuk mengatasinya.
Selain itu, menulis juga merupakan metode yang efektif untuk mengikat ingatan. Ini juga saya sampaikan ketika berbagi dalam kegiatan Sharing to Caring bersama para guru di Pulau Runduma, Tomia, Wakatobi pada awal Oktober lalu.
Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Dengan menulis, kita dapat belajar menggunakan bahasa secara efektif dan efisien. Kita juga dapat memahami tata bahasa, ejaan, dan tanda baca dengan lebih baik.Â
Menulis juga dapat membantu kita untuk berpikir secara kritis dan kreatif.Â
Ketika kita menulis, kita harus merenungkan ide-ide kita dengan cermat dan menyusunnya secara logis. Ini juga membuka peluang untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, mengembangkan pemikiran kreatif, dan memperluas wawasan kita.Â
Saya tentu tidak perlu menjelaskan benefit menulis lebih lanjut untuk para Kompasianer, itu sama seperti menggarami lautan.
Terlebih lagi, saya belum memiliki banyak pengalaman di Kompasiana, artikel yang saya unggah di sini belum mencapai seratus judul. Saya merasa masih banyak yang harus saya jelajahi.Â