Mulai dari hal terkecil
Isu sampah tidak pernah selesai jika kita tidak memulai dari hal yang paling kecil, yaitu diri sendiri. Ini juga tulisan kesekian saya terkait sampah di Kompasiana.
Dalam banyak forum, kita seringkali memperdebatkan dan saling lempar tanggung jawab terkait isu ini.
Di lingkungan saya sendiri, belum ada pengelolaan sampah seperti di Desa Panggungharjo, dan masih menggunakan pengelolaan sampah konvensional yang berakhir di TPST Piyungan.
Karena itu, saya belajar dan mencoba mengelola sampah yang saya hasilkan sendiri agar tidak keluar dari pagar indekos saya.
Sampah dari sisa makanan, saya gunakan untuk pupuk tanaman saya, sementara sampah yang bisa saya bakar seperti plastik, saya akan membakarnya sedikit demi sedikit.
Memang saat ini saya sendiri belum sepenuhnya bisa lepas dari sampah plastik, karena banyak kemasan keperluan sehari-hari seperti deterjen, sabun, hingga sampo masih menggunakan kemasan plastik.
Saya sempat menulis tentang rekomendasi saya terkait isu ini, yaitu kepada semua pihak, termasuk pemerintah hingga pengusaha, untuk mengembangkan warung dengan konsep bulk store.
Warung dengan konsep bulk store masih jarang ditemukan di Indonesia, namun umum di negara-negara maju.
Bulk store adalah toko dengan konsep zero waste yang menjual berbagai kebutuhan dasar tanpa menggunakan kemasan plastik. Di sini, pembeli harus membawa tempat belanja sendiri atau menggunakan yang disediakan oleh toko.