Jadi, bagaimana bisa mendapatkan guru berkualitas jika digaji hanya 50o ribu perbulan, terutama guru honorer seperti di Indonesia?
Selanjutnya di Korea Selatan, keberhasilan pendidikan didorong oleh hagwons, akademi swasta. Di Indonesia dikenal dengan istilah Bimbel.Â
Jam belajar di Korea dimulai dari pukul 8 pagi hingga 9 malam, dan dilanjutkan dengan hagwons hingga pukul 11 malam.
Sementara transformasi pendidikan di Polandia difokuskan pada peningkatan kurikulum. Â
Berbeda dengan AS, di Polandia kurikulum ditingkatkan sesuai standar internasional. Orangtua di sana percaya pengalaman dan kegagalan di sekolah lebih baik daripada di masa kerja.
Anak-anak di Polandia juga memahami hal ini, nilai buruk atau kegagalan tidak mematahkan semangat belajar mereka.
Menurut Amanda, untuk menilai bagus atau tidaknya sebuah sekolah, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.
Faktor-faktor tersebut antara lain kemampuan sekolah dalam membangkitkan semangat belajar siswa, kelemahan yang diamati berdasarkan feedback dari orang tua lainnya, dan bagaimana sekolah menjaga kualitasnya.
Aspek-aspek ini memainkan peran penting dalam mengevaluasi efektivitas dan kinerja sekolah secara keseluruhan.
Selanjutnya dalam diskusi buku kali ini, kami mencatat bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat literasi dan numerasi suatu negara didasarkan pada hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang diprakarsai oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
PISA digunakan untuk mengukur kinerja siswa dalam literasi, matematika, dan sains di berbagai negara.