Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Hidup adalah perpaduan cinta, tawa, dan luka. Menulis menjadi cara terbaik untuk merangkai ketiganya.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Menggali Ilmu di Warung Kopi melalui Bedah Buku Kabar Buruk Hari Ini Karya Mawa Kresna

12 Juli 2023   21:48 Diperbarui: 12 Juli 2023   21:56 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama setelah mendiskusikan buku Kabar Buruk Hari Ini. Foto: Dok. Klub Buku Main2

Namun, tentu saja, untuk menulis sebuah laporan berbentuk feature, seorang jurnalis harus disiplin dalam verifikasi. Oleh karena itu, dalam diskusi ini, saya setuju bahwa menulis feature news seperti yang dilakukan Kresna tidak mudah dan membutuhkan waktu.

Lantas, Yosi Sulastri, salah satu peserta dalam diskusi, bertanya, "Bagaimana seorang jurnalis dapat menulis feature sebaik Kresna, dengan memperhitungkan proses verifikasi yang memakan waktu, sementara seorang jurnalis juga dituntut untuk memenuhi tenggat waktu dan target yang ditetapkan untuk straight news oleh tim redaksi?"   

Menulis feature news berbeda dengan menulis in-depth news, meskipun keduanya sama-sama menyampaikan informasi yang mendalam.

Perbedaannya terletak pada cara data disajikan. Feature news menyajikan data dalam gaya sastra, memungkinkan pembaca merasakan emosi dari narasumber, membangkitkan perasaan marah atau bahkan membuat mereka menitikkan air mata. 

Ini dibuktikan sendiri oleh Yosi, bagaimana Kresna mampu menggambarkan dengan jelas intimidasi oleh polisi, seperti menginjak kepala penyintas yang jadi narasumber, menarik hidung dan berbagai intimidasi lainnya.

Melalui deskripsi seperti itu, Kresna berhasil membangkitkan emosi kuat pada pembaca, membuat tulisannya bisa dihayati dan berdampak.  

Untuk menjawab pertanyaan Yosi, Prabu membagikan pengalamannya sendiri dalam membuat feature news.

Sebagai seorang kontributor, Prabu mengatakan bahwa dirinya tidak menetapkan target waktu tertentu untuk menulis feature news karena waktu yang dibutuhkan bervariasi tergantung pada isu yang sedang diangkat.

Untuk menulis feature tentang makam Mbah Setur misalnya, Prabu membutuhkan waktu hingga tiga bulan untuk menyelesaikan liputannya.   

Jika kita mengamati elemen-elemen jurnalisme lainnya, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menulis bahwa jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan. 

Di masa lalu, hampir tidak ada yang tahu siapa Mbah Setur, yang juga dikenal sebagai Kyai Setur. Keturunan Sri Sultan HB VII ini hampir dilupakan oleh sejarah atau bahkan tidak tercatat dalam sejarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun