Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Hidup adalah perpaduan cinta, tawa, dan luka. Menulis menjadi cara terbaik untuk merangkai ketiganya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesalehan Sosial dalam Idul Adha: Menggapai Persatuan dan Keadilan Sosial Melalui Ibadah Qurban

29 Juni 2023   23:51 Diperbarui: 30 Juni 2023   00:44 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panitia sedang ,menghitung dan menyiapkan daging Qurban untuk dibagikan. Foto: Dokumentasi Maheng

Tindakan yang dimaksud di sini melampaui sekadar ritual ibadah kepada Allah; ia juga meluas ke ibadah sosial, terutama terhadap masyarakat sekitar dan tetangga.  

Ini penting karena daerah tempat tinggal saya mengadakan salat Idul Adha dua kali: pada Rabu, 28 Juni, dan hari ini, Kamis, 29 Juni 2023.

"Perbedaan pendapat, perbedaan apa pun yang disifati dengan toleransi itulah kasih sayang, apalagi kita hidup di negeri Indonesia yang jelas kita harus menghargai dan saling menghormati," kata Riki.

Hikmah lain dari Idul Adha terletak pada anjuran menyembelih qurban.

Dalam konteks Indonesia, hewan qurban dapat berupa domba, kambing, sapi, atau bahkan kerbau. Dagingnya kemudian didistribusikan, dengan memberi prioritas kepada orang-orang yang kurang beruntung. 

Ini yang dikenal sebagai "saleh sosial". Saleh sosial adalah istilah yang diperkenalkan oleh Mustofa Bisri dalam bukunya berjudul Saleh Ritual Saleh Sosial.  

Konsep kesalehan sosial menekankan bahwa kesalehan seseorang tidak hanya diukur dari kesetiaannya terhadap praktik keagamaan, tetapi juga dari perlakuannya terhadap sesama manusia, tetangga, hingga lingkungan.

Ketaqwaan terhadap Sang Pencipta ditunjukkan melalui cinta dan kasih sayang terhadap ciptaan-Nya.  

Saya mengerti apa yang dimaksudkan oleh Riki. Bangsa kita lelah dengan banyaknya isu yang memecah belah. Terlebih tidak lama lagi Indonesia akan mengadakan Pilpres pada 2024 mendatang.

Pemilihan presiden sebelumnya telah memecah belah bangsa kita menjadi dua kubu yang saling bertentangan, sering disebut sebagai "Cebong" dan "Kampret," yang menjadi simbol perbedaan ideologi dan pandangan politik.  

Memang, pada saat itu, bangsa ini terpolarisasi bahkan meluas ke ranah keagamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun