Keluhan mahasiswa terhadap fasilitas merupakan cerminan kehilangan kemampuan berpikir kritis dan kepekaan dalam sistem pendidikan kita.
A. M. Safwan, Koordinator JAKFI Nusantara, dalam kuliah umum Filsafat Pendidikan, yang diselenggarakan secara daring pada Rabu, 14 Juni 2023 yang lalu, menyoroti bahwa pendidikan saat ini seharusnya mendorong kreativitas dan tidak hanya fokus pada peningkatan Intelligence Quotient (IQ).
Karena jika pendidikan hanya mengedepankan kecerdasan Intelligence, maka kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) justru lebih unggul daripada manusia.
Sayangnya, pendidikan kita telah kehilangan aspek Emotional Quotient (EQ) dan Transcendental Quotient (TQ), yaitu kecerdasan emosional dan spiritual, yang berdampak pada banyak mahasiswa menghadapi kesulitan dalam beradaptasi dan bahkan menganggur setelah lulus.
Ini bukan isapan jempol belaka, saya bisa mencontohkan, misalnya kamu mahasiswa akuntansi. Perkembangan teknologi telah memungkinkan kehadiran aplikasi akuntansi yang canggih, saat ini sudah sangat banyak aplikasi akuntan yang bisa membuat laporan keuangan yang jauh lebih effisien dan akurat ketimbang mahasiswa lulusan akuntansi.
Aplikasi AI itu hanya perlu dibayar mulai 500 ribu perbulan, bayangkan jika perusahaan mempekerjakan manusia, harus menggajinya berdasarkan UMP beserta tunjangan lainnya.
Namun, jangan lupa bahwa dalam kehebatan teknologi ini, ada hal yang tak bisa dibeli: rasa, jiwa, dan kecerdasan emosional. Mesin tidak punya rasa empati, tidak pernah paham apa itu kecerdasan emosional atau spiritual.
Jadi, jika kita sebagai mahasiswa kehilangan EQ dan TQ, apa bedanya kita dengan mesin?
Kehilangan EQ dan TQ memang memiliki dampak yang signifikan terhadap mahasiswa, terutama dalam hal kehilangan kreativitas dalam memecahkan masalah.
Tanpa kecerdasan emosional dan spiritual yang kuat, mahasiswa dapat kehilangan kemampuan untuk berpikir out-of-the-box dan menciptakan solusi inovatif.
Akibatnya, menciptakan banyak pengangguran baru, karena mesin-mesin canggih siap mengambil alih pekerjaan manusia.