Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Redaktur di Gusdurian.net dan CMO di Tamasya Buku. Penulis feature dan jurnalisme narasi di berbagai media.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kisah Perjalanan Cinta dan Pers Mahasiswa di Bangka Belitung: Bagaimana Kami Bertemu?

19 Juni 2023   16:19 Diperbarui: 9 November 2024   08:36 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sendiri tidak menginginkan pertemuan itu berlalu begitu saja. Akal jahatku bermain, ia kutitipkan jaket kesayanganku. Selain untuk bertemu kembali, aku menginginkan nomor teleponnya. 

SEMUA ORANG PAGI itu masih tertidur pulas, hanya aku yang terbangun dengan penuh harap dan cemas. Pukul setengah empat pagi, Sabtu 30 Maret 2019 saat jalanan kota Medan masih becek sisaan hujan.

Pagi ini aku berencana berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan perjalanan ke Pangkalpinang di Bangka Belitung.  

Raut wajah Dinda yang masih tertidur pulas terlihat lelah. Di sisinya terbaring Mila salah satu mahasiswa yang cukup vokal menyuarakan isu-isu pemberdayaan perempuan.

"Pamit dulu, makasih udah dijemput," ucapku melalui pesan singkat.  

"Heee, Mahengggg, belom foto. Kok gak kau banguni aku.... Ehhhh, kamprettt. Sumpah dongkol kali, aku sedih ni serius," balasan dengan logat Sumatera itu aku terima saat aku hampir menaiki pesawat.

Dinda bersama dengan teman-teman Suara USU (kemudian berganti nama menjadi Badan Otonom Pers Mahasiswa Wacana) lain memilih untuk tetap mendiami sekretariat sebagai rumah mereka. Alumni mereka sudah membangun Suara USU belasan tahun.  

Jajaran Birokrasi Universitas Sumatera Utara (USU) membredel Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suara USU setelah sebuah cerpen terpublis di website mereka suarausu.co (kini berganti jadi wacana.org).

Tidak pernah mereka bayangkan, kampus kesayangannya begitu diktator. Dinda kecewa diperlakukan semena-mena sebagai mahasiswa. Padahal lembaga yang diasuhnya bahkan para alumninya telah banyak berkontribusi bagi pembangun bangsa.

KENANGANKU MELAYANG pada 31 Maret 2019 silam sehari setelah meninggalkan kota Medan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun