Respons seperti ini oleh seorang pejabat dianggap tidak memiliki rasa simpati oleh banyak pihak. Tindakan meremehkan seriusnya masalah polusi udara yang dihadapi oleh penduduk Jakarta menimbulkan tanda tanya besar.Â
Kualitas udara di Jakarta semakin memburuk seiring dengan datangnya musim kemarau. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi polutan di Jakarta sudah terlihat sejak April 2023.Â
Pada bulan tersebut, rata-rata bulanan konsentrasi PM 2,5 mencapai 29,75 mikrogram per kubik. Namun, angka ini meningkat hampir dua kali lipat menjadi 50,21 mikrogram per kubik pada bulan Mei 2023.Â
Ditambah lagi, berdasarkan data dari IQAir, indeks kualitas udara di Jakarta telah secara konsisten berada di angka 150 ke atas sejak Jumat, 19 Mei 2023.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkapkan bahwa memburuknya kualitas udara di Jakarta tidak dapat dilepaskan dari pengaruh emisi yang dihasilkan oleh kawasan industri di wilayah penyangga ibu kota.
Penggunaan Masker Bukan Solusi Jangka Panjang.
Pemerintah resmi menghentikan aturan wajib menggunakan masker di tempat umum maupun transportasi publik.Â
Hal itu disebutkan dalam Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Covid-19 yang diterbitkan pada Jumat (9/6/2023).
Aturan tersebut menjelaskan mengenai protokol kesehatan (prokes) pada masa transisi endemi bagi pelaku perjalanan dalam dan luar negeri, kegiatan berskala besar, dan kegiatan pada fasilitas publik. Meski pemerintah tak lagi mewajibkan pemakaian masker di tempat umum, ancaman kesehatan tetap mengintai, terutama bagi masyarakat Ibu Kota.
Pasalnya, kualitas udara di DKI Jakarta terus memburuk dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan kualitas udara di Jakarta beberapa kali sempat menjadi yang terburuk di dunia.Â