Teori Lewis tentang Ikatan Kovalen
Gilbert N. Lewis mengemukakan bahwa atom dapat bergabung untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil. Konfigurasi elektron yang stabil ini dicapai ketika konfigurasi elektron suatu atom menyerupai konfigurasi elektron gas mulia. Atom-atom berinteraksi dan membentuk ikatan kimia dengan melibatkan hanya elektron valensi mereka. Lewis menggunakan sistem titik untuk menggambarkan elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dalam pembentukan ikatan kimia. Sistem ini kemudian dikenal sebagai lambang titik Lewis. Lambang titik Lewis terdiri dari lambang unsur yang dikelilingi oleh titik-titik yang mewakili setiap elektron valensi dari atom tersebut.
Jumlah elektron valensi dalam setiap atom (kecuali Helium) sama dengan nomor golongan dari unsur tersebut dalam tabel periodik. Contohnya, atom Litium (Li) termasuk dalam golongan IA dan memiliki 1 elektron valensi, yang digambarkan dengan satu titik. Sedangkan atom Berilium (Be), yang termasuk dalam golongan IIA, memiliki 2 elektron valensi yang digambarkan dengan dua titik
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama dua elektron oleh dua atom. Senyawa yang terbentuk dari ikatan ini dinamakan senyawa kovalen. Konsep sederhana ikatan kovalen pertama kali diperkenalkan oleh Gilbert Lewis yang menyatakan bahwa ikatan kimia dapat melibatkan penggunaan elektron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan. Lewis menggambarkan contoh pembentukan ikatan antar atom pada molekul H2 sebagai berikut.
Secara sederhana, pasangan elektron yang digunakan bersama sering dinyatakan dengan satu garis. Jadi, ikatan kovalen dalam molekul hidrogen dapat ditulis sebagai berikut.
                                                       H -- H
Pada ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan elektron ikatan yang digunakan bersama ditarik oleh inti dari kedua atom yang berikatan. Gaya tarikan elktron ke inti inilah yang mengikat kedua atom hidrogen dalam molekul H2.
Aturan Oktet
Pembentukan ikatan kovalen mengikuti aturan oktet atau duplet yang dirumuskan oleh Gilbert N. Lewis. Aturan oktet menjelaskan bahwa atom cenderung membentuk ikatan sehingga dikelilingi oleh delapan elektron valensi, kecuali untuk atom hidrogen yang stabil dengan dua elektron valensi (aturan duplet). Aturan ini menyatakan bahwa elektron valensi atom harus sama dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat.
Ikatan kovalen terbentuk ketika elektron valensi yang tersedia tidak cukup untuk setiap atom mencapai oktet lengkap sendiri. Aturan oktet terutama berlaku untuk unsur-unsur dalam periode kedua pada tabel periodik. Dalam pembentukan senyawa kovalen, atom-atom dari periode kedua ini dapat mencapai konfigurasi elektron gas mulia dengan berbagi elektron dengan atom lain dalam senyawa tersebut. Namun, ada beberapa senyawa kovalen yang tidak mengikuti aturan oktet. Kasus-kasus ini dikenal sebagai pengecualian atau penyimpangan dari aturan oktet. Contohnya termasuk molekul dengan jumlah elektron ganjil, molekul dengan atom yang memiliki lebih atau kurang dari delapan elektron valensi, seperti dalam kasus boron trifluorida (BF3) atau fosfor pentaklorida (PCl5).
Atom-atom dapat membentuk berbagai jenis ikatan kovalen yang berbeda. Dua atom yang berikatan melalui sepasang elektron disebut ikatan tunggal. Dalam beberapa senyawa, atom-atom berikatan dengan ikatan rangkap. Ada dua ikatan rangkap kovalen yaitu, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Ikatan rangkap dua adalah ikatan kovalen dua atom yang menggunakan dua pasangan elektron secara bersama. Contoh ikatan rangkap dua terdapat dalam molekul karbondioksida (CO2) dan etilena (C2H4). Sedangkan Ikatan rangkap tiga terbentuk jika dua atom menggunakan bersama tiga pasang elektron seperti N2.