Beberapa penerapan ataupun kejadian yang menggunakan prinsip penurunan titik beku antara lain; pembuatan es putar dan es krim, penambahan etilen glikol pada radiator mobil saat musim dingin, zat anti beku pada tubuh hewan, mencairkan salju dengan garam dapur, zat anti beku pada minyak kelapa.
c. Kenaikan titik didih
Titik didih adalah suhu di mana air mendidih, yang terjadi ketika tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara luar. Titik didih normal suatu cairan adalah suhu saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan 1 atm. Semakin rendah tekanan udara luar, semakin rendah titik didihnya, sehingga air mendidih lebih cepat di tempat yang lebih tinggi. Banyak orang tidak menyadari perbedaan antara menguap dan mendidih. Menguap adalah perubahan wujud dari cair menjadi uap yang terjadi pada permukaan cairan dan bisa terjadi pada suhu berapa pun, sedangkan mendidih adalah proses di mana uap air naik dan pecah di permukaan air, yang terjadi pada suhu titik didih tertentu. Ketika suatu zat dilarutkan dalam pelarut, titik didih larutan akan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni pada tekanan yang sama. Kehadiran partikel zat terlarut dalam pelarut menghalangi pergerakan molekul-molekul cairan menuju permukaan atau meninggalkan lingkungan cairannya. Oleh karena itu, selama pemanasan cairan, ketika suhu sistem sama dengan titik didih normal pelarut murni, larutan belum akan mendidih dan memerlukan suhu yang lebih tinggi untuk memulai proses pendidihan.
Semakin banyak jumlah partikel zat terlarut yang ada di dalam pelarut, maka kenaikan titik didih larutan (Tb) akan semakin besar, yang berakibat titik didih larutan (Tb Larutan) akan semakin tinggi. Kenaikan suhu saat larutan mendidih dari suhu saat mendidih pelarut murninya disebut kenaikan titik didih larutan (Tb). Hubungan antara banyaknya partikel zat terlarut dengan nilai kenaikan titik didih larutan dinyatakan sebagai selisih antara titik didih larutan (Tb) dengan titik didih pelarut murni (Tbo).
                                       Tb = Tb -- Tb0
Kenaikan titik didih hanya tergantung pada konsentrasi atau jumlah partikel dalam larutan. Kenaikan titik didih yang disebabkan oleh 1 mol zat yang dilarutkan dalam 1000gram/1 kg zat pelarut mempunyai harga yang tetap dan disebut kenaikan titik didih molal (Kb). Jadi, secara umum persamaan untuk menentukan perubahan titik didih sebanding dengan hasil kali molalitas (m) dengan nilai Kb pelarut.
                                        Tb = m. Kb
Beberapa penerapan ataupun kejadian yang menggunakan prinsip penurunan titik beku antara lain; proses distilasi, penyulingan minyak bumi, penggunaan panic presto, penyulingan gula, penambahan bumbu saat memasak, pengukuran massa molar.
d. Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah pelarut (seperti air) mengalir ke dalam larutan melalui membran semi-permeabel. Ini terjadi ketika dua larutan dengan konsentrasi berbeda dipisahkan oleh membran yang hanya memungkinkan pelarut untuk lewat, tetapi tidak zat terlarut. Tekanan osmotik meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi larutan. Selaput semi-permeabel memungkinkan molekul pelarut merembes dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Proses perpindahan molekul pelarut ini dari larutan encer ke larutan pekat atau dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput semi-permeabel disebut osmosis. Osmosis akan berlangsung hingga dicapai kesetimbangan, yang ditandai dengan berhentinya perubahan volume larutan. Perbedaan volume dua larutan pada kesetimbangan menghasilkan tekanan yang disebut tekanan osmosis. Dengan kata lain, tekanan osmosis adalah tekanan yang harus diberikan untuk mencegah terjadinya osmosis.
Tekanan osmotik dijelaskan oleh Hukum Osmosis dari van't Hoff. Menurut van't Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu: