Mohon tunggu...
I Made Samuel Raharja
I Made Samuel Raharja Mohon Tunggu... Wiraswasta - A Proud Father

Edukasi menjadi faktor yang sangat lekat dengan kebutuhan hidup dan selalu beradaptasi sesuai kebutuhan zaman sehingga penting untuk mengingat norma norma dasarnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Jaman Now dan Kemandirian

3 November 2022   22:59 Diperbarui: 3 November 2022   23:13 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: myplayroom.ru


Abad 21 dikenal sebagai era globalisasi dengan diikuti semakin intensnya aktivitas setiap individu yang ada didalamnya. Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan bagi individu yang memilih untuk menjadi orang tua muda saat ini. Tuntutan karir menyebabkan para orang tua mengalami dilema dengan urusan kebutuhan anak mereka. 

Kebutuhan seorang anak bukan hanya terbatas pada sandang, pangan dan papan; namun juga kebutuhan lainnya seperti pendidikan, keterampilan dan tata perilaku. 

Kemandirian yang merupakan salah satu aspek dari kebutuhan untuk dilatih pada anak usia dini seringkali terabaikan. Peran orang tua yang pada umumnya digantikan oleh pengasuh dimana seringkali membuat anak menjadi ketergantungan untuk selalu dibantu dalam aktivitas kesehariannya. Sehingga ini menjadi titik penting yang perlu diperhatikan oleh orang tua bahwa fase perkembangan anak memiliki dimensi yang luas dan perlu untuk dicermati.

Ada satu kutipan dari salah satu tokoh pendidikan Maria Montessori yang sangat menarik untuk disimak bersama:

"As the caterpillar and the butterfly are very different in their appearance and their manifestations, and yet the beauty of the butterfly is a consequence of its life in the caterpillar state, and cannot come from imitating the example of another butterfly. To build the future it is necessary to monitor the present. The more we take care of the needs of a period, the greater success the following period will have"

(The Absorbent Mind, Mara Montessori, Editorial Diana, 1998, p. 245).

Menurut beliau perkembangan seorang anak bisa diibaratkan sebagai seekor kupu - kupu. Keindahan yang dimiliki oleh kupu - kupu merupakan hasil dari pemenuhan setiap tahap perkembangannya bukan karena hasil meniru kupu - kupu yang lain. Sehingga seorang anak yang dipenuhi kebutuhan perkembangan di setiap tahapannya akan memiliki kemungkinan untuk berhasil lebih besar saat dewasa nanti.

Montessori mengembangkan metode pendidikan yang menekankan pada anak itu sendiri. Setiap anak diberikan kebebasan yang bertanggung jawab untuk memilih aktivitas pendidikan yang diinginkan. Aktivitas pendidikan ini didesain sedemikian rupa oleh guru maupun orang tua melalui pengamatan yang detail sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan minat dari sang anak. 

Aktivitas - aktivitas dalam metode montessori merujuk pada istilah sensory rich atau perkembangan sensory seutuhnya sejalan dengan pertumbuhan kognitif dan kemampuan motorik.

Untuk melatih kemandirian anak, Montessori menyarankan untuk memberikan pembelajaran mengenai keterampilan hidup sehari - hari. Contoh yang sangat sederhana dan dapat dipraktekkan di rumah adalah menuangkan air dari wadah kaca ke gelas- gelas yang lebih kecil. Anak akan berusaha mengangkat wadah yang berisi air dan fokus berpikir untuk menuangkan dengan tepat ke mulut gelas - gelas yang lebih kecil. 

Saat mengangkat wadah disitulah motorik anak dilatih dan fokus dapat melatih daya pikir atau kognitif anak. Ketika air yang dituangkan tumpah di luar gelas yang dimaksud, anak diajarkan untuk menggunakan spons agar mengeringkan air tersebut. 

Disinilah anak belajar bertanggung jawab dan mengenal pola berpikir mencari solusi untuk permasalahan yang terjadi. Pada percobaan kesekian kali dan anak berhasil menuangkan air tanpa menumpahkan diluar gelas, disinilah perasaan puas akan suatu pencapaian dirasakan oleh sang anak. 

Selain itu anak juga menyadari bahwa ia telah memiliki kemampuan untuk mengambil air minum sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain. Jadi dengan kegiatan sederhana di rumah, anak dapat terlatih pola pikirnya untuk menjadi lebih mandiri.

Referensi:

https://www.fundacionmontessori.org/sobre-montessori/el-metodo/

https://www.rasmussen.edu/degrees/education/blog/pros_cons_montessori_education/#:~:text=The%20Montessori%20Method%20was%20developed,encourage%20independence%20among%20their%20pupils

Montessori Method. By: Holfester, Chris, Salem Press Encyclopedia, 2021

Holfester, Chris (2021) Montessori Method, Salem Press Encyclopedia

ANGELINE STOLL LILLARD. Montessori: The Science Behind the Genius. New York: Oxford University Press, 2016. v. Third EditionISBN 9780199981526. Disponvel em: https://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=nlebk&AN=1402574&site=eds-live. Acesso em: 6 out. 2022.

Angeline Stoll Lillard (2016). Montessori: The Science Behind the Genius. New York: Oxford University Press, 2016

GERALD L. GUTEK; PATRICIA A. GUTEK. Bringing Montessori to America: S. S. McClure, Maria Montessori, and the Campaign to Publicize Montessori Education. Tuscaloosa: University Alabama Press, 2016. ISBN 9780817318970. Disponvel em: https://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=nlebk&AN=1194821&site=eds-live. Acesso em: 6 out. 2022

Gerald L. Gutek; Patricia A. Gutek (2016). Bringing Montessori to America: S. S. McClure, Maria Montessori, and the Campaign to Publicize Montessori Education. Tuscaloosa: University Alabama Press

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun