Mohon tunggu...
Komang Cahya
Komang Cahya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Halo semuanya, terima kasih telah berkunjung ke halaman saya dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gibran Resmi Maju Menjadi Cawapres? Apakah ini Langkah yang Tepat?

26 Oktober 2023   22:31 Diperbarui: 26 Oktober 2023   22:33 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 sudah mulai dekat dan ketegangan dari Pilpres ini semakin memanas, terutama ketika pengumuman bahwa Gibran Rakabuming Raka telah maju menjadi Cawapres pada Pilpres 2024 nanti. 

Pada Minggu (22/10/2023) Prabowo secara resmi mengumumkan bahwa Gibran telah dipilih menjadi Cawapres yang akan mendampingi beliau. Kini kita telah mendapatkan tiga pasangan Capres dan Cawapres yang akan maju pada Pilpres 2024 nanti, yakni ada Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar atau yang biasa disapa Cak Imin, lalu ada Ganjar Pranowo dengan Mahfud MD, dan yang terakhir ada Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming Raka.

Majunya Gibran menjadi Cawapres sendiri, dikarenakan adanya dorongan dari Mahkamah Konstitusi (MK), yang dimana pada Senin (16/10/2023), MK mengabulkan salah satu gugatan dari seorang mahasiswa mengenai syarat pendaftaran Capres dan Cawapres, yakni bahwa orang yang berusia dibawah 40 tahun dan berpengalaman sebagai kepala daerah di wilayah provinsi maupun kabupaten atau kota dapat maju menjadi Capres atau Cawapres. 

Setelah keputusan ini dikeluarkan, Partai Golkar mengadakan Rapimnas Golkar pada Sabtu (21/10/2023) yang dimana salah satu hasil dari Rapimnas ini adalah mengusung Gibran menjadi Cawapres dari Prabowo dan pada Minggu (22/10/2023) Prabowo secara resmi mengumumkan bahwa Gibran telah dipilih menjadi Cawapres dari beliau.

Tentunya majunya Gibran menjadi Cawapres tidak selalu disambut baik oleh para masyarakat, terdapat beberapa masyarakat tidak setuju jika Gibran sudah dapat mencalonkan dirinya menjadi Cawapres. 

Menurut beberapa masyarakat menganggap bahwa majunya Gibran menjadi Cawapres ini dapat membangkitkan dinasti politik Joko Widodo di Indonesia. 

Mereka menganggap bahwa keputusan MK sebelumnya ada ulah campur tangan dari Joko Widodo, yang dimana Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yakni Anwar Usman merupakan saudara ipar dari Joko Widodo sendiri dan paman dari Gibran. 

Beredarnya informasi mengenai hubungan antara Joko Widodo dengan Anwar Usman ini mengakibatkan munculnya suatu istilah baru, yakni "Mahkamah Keluarga". 

Tidak hanya masyarakat saja yang menanggapi mengenai isu ini, namun juga terdapat salah satu tokoh politik yang menanggapi majunya Gibran menjadi Cawapres, yakni Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok. 

Menurut beliau, Gibran belum cukup siap menjadi pemimpin tertinggi di Indonesia dan pengalamannya sebagai Wali Kota Solo selama dua atau tiga tahun tersebut belum teruji.

"Gibran belum berpengalaman. Jadi Wali Kota saja baru dua atau tiga tahun. Dia belum teruji," kata Ahok, dilansir Liputan6, Sabtu (21/10/2023)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun