Mohon tunggu...
I KomangTrio Cahyadi
I KomangTrio Cahyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Meneliti dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keduniawian: Lupa Akan Tujuan Hidup dan Dilahap oleh Waktu

30 Desember 2022   23:07 Diperbarui: 30 Desember 2022   23:14 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Waktu terus berjalan layaknya air yang terus mengalir dan tidak akan berhenti maupun mundur. Setiap orang memiliki waktu yang sama dalam sehari yang dihabiskan, 24 jam lamanya. Hal yang membedakan disini adalah kewenangan masing-masing orang untuk menggunakan dan mengelola waktu tersebut.

Manusia yang terlalu terlena akan kesenangan duniawi akan melakukan segala macam cara untuk memuaskan sasrat dan hausnya akan kesenangan, nafsu, hingga ketenaran. Mereka lupa akan tujuannya hidup dan lahir kedunia. Mereka lupa akan hutang yang mereka bawa sedari lahir. Hutang kepada tuhan yang telah memberikan kehidupan, hutang kepada orangtua yang telah melahirkan dan membesarkan, serta hutang kepada guru yang telah berjasa mendidik hingga berpengetahuan. Lupa akan tujuan akhir umat hindu yang sebenarnya, mencapai kesempurnaan dan kembali menyatu dengan Ida Sang Hyang Widhi, Moksha.

Waktu akan terus berjalan layaknya sepoi angin yang membawa serpihan daun menuju tanah. hingga pada suatu saat nanti manusia akan sadar bahwa waktunya tidak lama lagi dan belum sempat berbakti kepada tuhan, belum berbakti pada guru, belum menyayangi orang tua, dan meninggalkan kemanusiaan karena terlalu sibuk mengejar kesenangan dan terlena akan keduniawian. Pada saat itulah penyesalan terbesar akan timbul dan kegelapan akhirat akan menunggu. Dalam Bhagavad Gita sloka 6.6 disebutkan:

bandhur atmatmanas tasya yenatmaivatmana jitah,

anatmanas tu Satrutve vartetatmaiva Satru-vat

artinya

"Ketika kesadaran rendah telah tertaklukkan

oleh jiwa, maka ia menjadi sahabat bagi dirinya sendiri. Sebaliknya, jika

kesadaran rendah tidak tertaklukkan, maka ia menjadi musuh bagi diri

sendiri."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun