Biasanya yang menghias Penjor adalah anggota keluarga laki-laki sedangkan anggota keluarga perempuan akan membuat atau mempersiapkan Canang atau Banten yang akan digunakan pada saat persembahyangan besok. Para wanita akan mempersiapkan keperluannya dari metanding buah-buahan, nubungin Canang, metanding Banten, serta memasang Wastra dari Sanggah masing-masing.
Setelah semua beres dipersiapkan, semuanya akan berisitirahat agar besok dapat bangun lebih awal untuk melaksanakan persembahyangan bersama. Di daerah saya Desa Pelapuan, persembahyangan Galungan dimulai pada pagi hari dan ada juga yang memulai persembahyangan dari subuh. Persembahyangan biasanya diawali dari Sanggah Kemulan masing-masing. Setelah selesai dari Sanggah Kemulan, akan dilanjutkan ke Merajan Sesuunan masing-masing. Setelah selesai di Merajan barulah kami bersembahyang ke Pura-pura seperti Pura Desa, Pura Dalem maupun Pura Puseh.
Setelah semua persembahyangan selesai, semua orang biasanya akan bermain ke rumah kerabat dekat, kami akan berbincang-bincang hangat dengan kerabat-kerabat. Setelah waktu dirasa sore, para ibu-ibu akan ngelungsur Banten dari Sanggah-sanggah, serta mencuci semua peralatan yang digunakan.
Setelah selesai beberes rumah, di daerah saya terdapat tradisi ngejot jerimpen, dimana kami akan membawa Banten jerimpen ke rumah pengantin yang baru saja melaksanakan pernikahan. Keesokan harinya di Manis Galungan, biasanya kami akan pergi untuk berjalan-jalan bersama keluarga entah itu ke rumah kerabat jauh maupun ke tempat rekreasi.
Itulah beberapa aktivitas yang biasa kami laksanakan disaat hari raya Galungan berlangsung. Sekian cerita saya semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Terimakasih.
Nama : I Desak Nyoman Triana Agustini
Nim : 2113101023
Prodi : S1 Matematika
Jurusan : Matematika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H